KLIKANGGARAN --Bahasa menjadi salah satu hal penting dalam membuat karya sastra, khususnya dalam lagu.
Pemilihan penggunaan bahasa yang tepat dapat membuat lirik lagu menjadi indah dan dapat menarik perhatian bagi para pendengar. Penulis lagu harus memilih gaya bahasa yang tepat agar lagu-lagu nya dapat di nikmati oleh banyak kalangan.
Salah satu penyanyi sekaligus penulis lagu yang tepat dalam memilih penggunaan gaya bahasa dalam lirik lagunya yaitu Nadin Amizah. Wanita kelahiran 28 mei 2000 ini berhasil menciptakan banyak lagu yang relate dengan banyak orang sehingga lagu-lagunya dapat di terima dengan baik oleh para pendengar.
Selain itu, penggunaan gaya bahasa dalam lirik setiap lagunya memberi keindahan sehingga menarik banyak orang untuk mendengarnya, terutama di kalangan anak muda.
Dalam lagu-lagu nya, Nadin membuat para pendengar seakan-akan merasakan apa yang ingin disampaikan oleh Nadin itu sendiri.
Salah satunya dalam lagunya yang berjudul “Bertaut” yang sempat populer pada awal-awal tahun perilisannya bahkan hingga saat ini masih banyak di dengar oleh orang-orang. Dalam lirik lagu “Bertaut” ditemukan beberapa penggunaan gaya bahasa, seperti:
Gaya Bahasa Simile
Gaya bahasa simile merupakan gaya bahasa yang membandingkan satu hal dengan hal lainnya dengan menggunakan kata hubung eksplisit; seperti, bagai, bagaikan, bak, dan sebagainya.
Bun, hidup berjalan seperti bajingan
Seperti landak yang tak punya teman
Pada penggalan lirik lagu Bertaut di atas, Nadin menggunakan gaya bahasa simile untuk membandingkan situasi hidup yang seakan akan seperti seekor hewan yang kesepian, sendirian karena tidak memiliki siapapun dalam hidupya dengan menggunakan kata hubung seperti.
Seperti detak jantung yang bertaut
Nyawaku nyala karna denganmu
Pada penggalan lirik lagu di atas juga terdapat penggunaan gaya bahasa simile untuk membandingkan detak jantung dengan nyawa yang hidup karena berada di dekat orang terkasih dengan menggunakan kata hubung seperti.
Ia menggonggong bak suara hujan
Dan kau pangeranku, mengambil peran
Pada penggalan lirik lagu di atas, Nadin juga menggunakan gaya bahasa simile untuk membandingkan suara menggonggong yang berisik seperti suara hujan dengan menggunakan kata hubung bak.
Artikel Terkait
Mengenal Salah Satu Seni Tradisional: Wayang Kulit dari Jawa Timur dalam Cerpen "Menjadi Seorang Dalang" Karya Nabilla Shafira
Putroe Neng: Mengupas Kisah Mitos dan Sejarah dalam Budaya Aceh
Mengetahui Makna Tersembunyi Tari Topeng dalam Cerpen Sepotong Garis Waktu Karya Najla ZR: Teori Semiotik Kode Gnomik Roland Barthes
Menggali Kedalaman Budaya dalam Novel “Bumi Manusia” Karya Pramoedya Ananta Toer: Pendekatan Antropologi Sastra
Nilai Moral Dalam Novel "Yang Fana Adalah Waktu" Karya Sapardi Djoko Darmono