Nilai Religius dalam Novel "Kado Terbaik" karya J.S. Khairen

photo author
- Jumat, 5 Juli 2024 | 17:38 WIB
Ilustrasi (dok)
Ilustrasi (dok)



KLIKANGGARAN -- Penanaman nilai religius salah satunya dalam media karya sastra yaitu novel. Karya sastra khususnya novel selalu melekatkan nilai-nilai kehidupan termasuk nilai religius pada kisah yang digambarkan dalam cerita. Pengarang memasukkan nilai religius yang disajikan kepada pembaca, baik secara eksplisif dan implisif melalui tindakan ataupun perkataan para tokoh.

Nilai religius berupa perilaku seseorang sesuai dengan ajaran agama, penghayatan yang terus menerus dilakukan oleh manusia, norma yang diyakini melalui perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan, perasaan takut, dan mengakui kebesaran Tuhan, tunduk, taat, dan penyerahan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Salah satu penulis yang banyak menciptakan novel edukasi dan karyanya banyak diminati adalah J.S Khairen. J.S Khairen dalam karyanya umumnya mengangkat tema dari isu-isu yang akrab dengan kehidupan pembaca seperti keluarga, pendidikan, percintaan, kehidupan, dan sosial.

Novel kado terbaik karya J.S. Khairen banyak mengandung banyak mengajarkan cerminan nilai religius yang penting yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai religius dalam Novel Kado Terbaik karya J.S. Khairen sebagai berikut.

1. Ngaji

Suara mengaji di masjid-masjid mulai terdengar. Merambat di udara Ramadan, tujuh hari menjelang Lebaran (Khairen, 2022: hal 21).
Berdasarkan kutipan di atas, kalimat tersebut menggambarkan suasana yang dibangun oleh pengarang yaitu pada bulan Ramadan. Suasana bulan suci sangat kentara. Dalam novel digambarkan terdapat suara orang-orang mengaji sambil menunggu waktu berbuka tiba.

2. Doa

“Ia mengganggu antusias. Aku mulai melafalkan doa. Meski sudah lama tinggal di jalanan, jadi gelandangan, aku masih ingat bermacam doa. Setiap satu lafal, Khanza mengikutinya meski patah-patah”. (Khairen, 2022: hal 61).

Berdasarkan kutipan di atas, kalimat tersebut menggambarkan tokoh Rizki dalam cerita memiliki nilai religius. Dilihat dari sikap Rizki yang tidak lupa untuk menjalankan kewajiban berdoa kepada Tuhan. Nilai religius yang dimiliki Rizki harus kita terapkan, sebagai ciptaan Tuhan kita harus senantiasa berdoa.

3. Shalat

Aku tidak ikut salat magrib. Selain karena sudah lama tak salat, pakaianku juga kotor. Salah satu syarat sahnya salat adalah pakaian terhindar dari najis. Bagaimana pun aku tadi sudah menggosok pakaianku, masih saja ada bercak kotoran (Khairen, 2022: hal 23).

Berdasarkan kutipan di atas, walaupun hidup sangat berat untuk dijalani Rizki masih menyadari kewajibannya sebagai umat muslim. Ketika suara panggilan Allah Swt memanggil maka saat itulah hamba-Nya bergegas untuk melakukan ibadah salat.

4. Puasa

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Resensi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X