Cholil Nafis mengungkapkan jika pihaknya tak sepakat membeda-bedakan masjid dalam suatu golongan tertentu atas dasar penilaian terkait radikalisme.
“Oleh karena itu kalau masjidnya nanti dipakai masjid ini ijo,masjid ini radikal, habis semua nanti. Tidak akan pernah ada masjid, digulung semua,” tegasnya.
Lebih lanjut Cholil Nafis mengatakan, itulah alasan yang kemudian MUI melakukan standarisasi terhadap da’i.
“Makanya kami standarisasi ada komitmen bagaimana dakwah yang wasati, ketika dia melanggar kita cabut dan kita umumkan jangan ngundang ustaz itu kita akan sanksi sosial,” jelasnya.
Dia kembali menegaskan yang bisa dipetakan bukan masjidnya melainkan sumber daya manusianya.
“Yang saya pahami kalau kita berprasangka baik kepada Polri yang dipetakan adalah orang-orang yang ngisi di masjid dan takmir masjid yang seneng ngundang orang-orang yang bikin menyalahgunakan masjid, itu yang lebih tepat daripada masjidnya,” katanya.
Silakan bagikan artikel ini dan selalu jaga kesehatan.
Artikel Terkait
Kata Pakar, MUI Bisa Menjadi Mercusuar Permasalahan Ummat, Bahaya Jika Dibubarkan
Kedudukan MUI Sangat Kokoh, Mahfud MD: Tidak Bisa Sembarangan Dibubarkan
Terduga Teroris ditangkap di rumah, bukan di Kantor MUI, Tidak ada hubungan MUI dengan Terduga Teroris
Ketua MUI: Terorisme itu Haram Hukumnya, Bukan Mati Syahid tetapi Mati Sangit atau Gosong
Bolehkah Mengasuh Spirit Doll atau Boneka Arwah? Ini Kata MUI
Viral Video Sesajen Ditendang dan Dibuang, Apa Kata MUI?
Dorce Gamalama Pesan 'Jika Meninggal Minta Diurusi Sebagai Perempuan', Bolehkah? Ketua MUI Angkat Bicara
MUI: Covid Melonjak Tajam, Salat Jumat Boleh Diganti dengan Salat Zuhur
Apa Komentar MUI terkait Pernyataan Ustazah Oki Setiana Dewi tentang KDRT?