Baca Juga: Drakor Pinocchio Bicara Soal Media, Ini yang Harus Anda Waspadai
Tetapi pengorbanan Smutzer bersaudara tidak sia-sia karena disaat terjadi depresi ekonomi pada tahun 1920 pabrik gula Gondang Lipura tidak terpapar karena karyawannya begitu setia dan loyal.
Untuk itulah disaat banyak pabrik kesulitan produksinya, pabrik gula Gondang Lipura tetap memproduksi seperti biasanya. Bahkan perkebunan tebu semakin meluas meliputi 4 kecamatan yakni Lipura, Kretek, Sanden dan Pandak. Adanya bendungan Kamijoro di Bantul merupakan saksi bisu filantropi Smutzer bersaudara, tambah Luki.
Sementara itu Dio Yulian Sofansyah dalam paparannya tentang filantropi Fredrik Jacob Rothenbuhler mengatakan bahwa Rothenbuhler merupakan orang Belanda keturunan Swiss yang ditugaskan oleh Daendels untuk menjabat sebagai wakil gubernur Jenderal di Pantai Utara Jawa bagian timur. Orang Surabaya mengenalnya sebagai Mbah Deler karena lidah orang Jawa sulit menyebut aksen Belanda Rothenbuhler.
Makam Rothenbuhler memang tidak di Penilih sebagai makam tempat pejabat Kompeni Belanda disemayamkan tetapi Rothenbuhler dimakamkan di Gunungsari sebuh bukit hutan yang sangat terpencil. Rothenbuhler dianggap sebagai penguasa yang peduli dengan rakyat.
Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Dilantik sebagai Anggota Banser, Ini Ungkapan Selamat dari KKB 66
Dia mencoba membuat obat untuk mengobati penyakit cacar yang saat itu mewabah. Rothenbuhler bukanlah sebagai kolonialis sejati karena dia sangat peduli terhadap rakyat Surabaya, tambah Dio.
Karena kesalahan yang diperbuatnyalah dia dikucilkan sehingga status bangsawan yang dulu disandangnya diturunkan menjadi orang biasa.
Dia juga dimakamkan di tempat terpencil dan pialanya diletakkan di depan makamnya bukan di atas makam sebagai simbul bahwa yang dimakamkan itu dahulu orang yang sangat berjasa tetapi pernah melakukan kesalahan.
Sementara ini menurut literasi kesalahan Rothenbuhler adalah tidak dapat membendung masuknya pasukan Inggris ke Jawa melalui pelabuhan Gresik dan merangsek ke Surabaya sehingga Surabaya dapat dikuasai Inggris. Tandas Dio.
Baca Juga: Kepala Anaknya Dielus Gubernur Jawa Tengah, Orang Tua Tidak Kuasa Menahan Kesedihan dan Menangis
Sekarang piala di makam Rothenbuhler diletakkan di atas makam karena dia dianggap sangat berjasa terhadap masyarakat Surabaya demi kemanusiaan. Makam Rothenbuhler sekarang masih di atas bukit dan di sana juga ada prasasti yang menyebutkan dia seorang bangsawan yang sangat berjasa, pungkas Dio.
Lilik Suharmaji menambahkan bahwa Smutzer bersaudara memang awalnya seorang pengusaha tetapi kemudian hatinya terketuk untuk tidak melulu mencari keuntungan tetapi juga menyumbangkan darma baktinya bagi masyarakat Bantul dan sekitarnya.
Dia bukanlah misionaris tetapi dia membangun Gereja Ganjuran yang sekarang ini masih digunakan masyarakat. Uniknya Gereja Ganjuran dibangun dengan mengakulturasikan budaya Jawa, Hindu dan Eropa.
Budaya Jawa tampak pada Yesus, Bunda Maria dan Malaikat yang berpakaian kebesaran Jawa, Budaya Hindu tampak pada bangunan gereja yang berbentuk Candi Hindu dan budaya Eropa tampak pada agama Katolik yang diusung.
Artikel Terkait
Cirebon Tidak Bisa Dilepaskan dari Sejarah Mataram
Mengapa Hari Guru Nasional pada Tanggal 25 November?
Inilah Ketentuan dalam Melaksanakan Upacara Bendera Hari Guru Nasional 2021
Sebanyak 40 Mahasiswa UNJ Antusias Mengikuti Sekolah Moderasi Beragama, Apa Itu?
Nyai Sampur dalam Wisata Mistis Gunung Kawi
Pengen ke Bali Lagi? Jalan-Jalan ke Bukit Cinta, yuk!
Jejak Islam di Bali
Ternyata Hari Ini Adalah Hari KOPRI, Simak yuk Apa Itu Korpri
Drakor Pinocchio Bicara Soal Media, Ini yang Harus Anda Waspadai