Drakor Pinocchio Bicara Soal Media, Ini yang Harus Anda Waspadai

- Senin, 29 November 2021 | 19:37 WIB
Ilustrasi media dalam drakor berjudul Pinocchio (Dok.pexels/PhotographyMag)
Ilustrasi media dalam drakor berjudul Pinocchio (Dok.pexels/PhotographyMag)

KLIKANGGARAN – Halo, Pembaca, sudah pernah menonton Korean television series atau drakor berjudul Pinocchio? Jika Anda memberikan apresiasi untuk drama ini, saya sangat setuju!

Drakor berjudul Pinocchio yang disiarkan di SBD dalam 20 episode ini adalah serial televisi Korea Selatan tahun 2014. Secara tak sengaja saya menemukannya di deretan judul film yang ditawarkan oleh Netflix.

Hal pertama yang saya temukan di drakor ini, Lee Jong-suk sang reporter dan Park Shin-hye si Pinocchio, bermain begitu aduhai. Akting keduanya tentu saja menyumbang rating tinggi yang diperoleh drama yang mengangkat tema jurnalistik ini. Keduanya menyampaikan pesan dengan gagah.

Drakor Pinocchio begitu padat pesan pedas. Dikemas dengan apik, dari episode awal sampai akhir, membahas bagaimana media akan sangat berpengaruh bagi kehidupan seseorang.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Dilantik sebagai Anggota Banser, Ini Ungkapan Selamat dari KKB 66

Sindrom unik bernama Pinocchio disajikan sebagai lauk gurih di sepanjang episode. Dia berdiri di sana mewakili orang-orang yang tidak dapat berkata bohong dan selalu ingin mengedepankan kebenaran pun keadilan.

Dari kaca mata saya pribadi, saya melihat drama ini ingin bicara dengan lugas tentang hitam putih kehidupan jurnalistik. Salah satunya menyoroti peran media yang diakui atau tidak, bisa menimbulkan hal baik sekaligus bencana melebihi pandemi.

Bermula dari kesengsaraan hidup Choi Dal Po yang bernama asli Ki Ha Myung. Masa kelamnya dimulai dari akibat fatal yang ditimbulkan oleh sikap Song Cha Ok, ibunda In Ha. Dia seorang reporter handal yang kemudian terperangkap dalam lingkaran politik dan intrik para petinggi.

Drama kebakaran diciptakan seorang pebisnis untuk melindungi teman pejabatnya. Korban yang dipilih adalah kepala pemadam kebakaran, ayah dari Choi Dal Po. Masyarakat menghakimi keluarga ini sebagai penyebab hilangnya banyak nyawa. Ibunda Choi Dal Po yang tak kuasa menahan beban pun mengakhiri nyawanya. Dia terjun ke laut membawa putranya.

Lukisan hidup menyelamatkan Choi Dal Po dari aksi bunuh diri ibunya. Bertemulah dia dengan In Ha, juga Song Cha Ok. Peristiwa keji yang terpendam selama 13 tahun nyaris terulang ketika Choi Dal Po dan In Ha kecil bertumbuh menjadi reporter.

Baca Juga: Istri Ameer Azzikra Bangga Telah Menjadi Istri, Meski Hanya Selama 172 Hari

Dengan manis drama ini menggiring, bagaimana kebenaran pada akhirnya akan berdiri tegak. Tentu saja dengan catatan, kita berani memegangnya secara teguh hati. Lalu, apa yang patut diwaspadai dari peran media dalam kehidupan?

Pertama, drakor Pinocchio menyentuh pundak para pelaku media di seluruh lini, termasuk para aktor dan aktris jurnalistik. Bahwa apa yang diperbuat media bisa berakibat fatal bagi kehidupan seseorang, bahkan ribuan orang serta keluarga.

Banyak orang dan keluarga menjadi korban dari tidak dewasanya media mengemas sebuah berita. Banyak lapisan masyarakat menjadi korban dari tidak bijaknya media menyajikan informasi.

Halaman:

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Merevitalisasi Petilasan Keraton Pajang

Senin, 16 Januari 2023 | 20:19 WIB
X