Begini Kementar Dahlan Iskan soal Perang Konsulat AS-China, Siapa yang Lebih Rugi?

photo author
- Minggu, 26 Juli 2020 | 09:58 WIB
IMG_20200726_095337
IMG_20200726_095337



Jakarta, KlikAnggaran.com — Perseteruan Amerika Serikat dengan Cina yang masoh terjadi hingga kini, membuat mantan Menteri BUMN 2011-2014 Dahlan Iskan berkomentar   Kali ini soal Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan penutupan konsulat China di Houston, AS. Negeri Paman Sam bahkan memberi waktu 72 jam untuk menutup konsulat di Houston itu.




Trump, dalam konferensi pers Gedung Putih pada Rabu pekan lalu (22/7), mengatakan ada kejadian pembakaran sesuatu di halaman (diduga dokumen) setelah Kementerian Luar Negeri AS memerintahkan penutupan konsulat China di kota terbesar negara bagian Texas itu.




"Ini dilakukan untuk memproteksi properti intelektual AS dan informasi rahasia AS," sebut Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus sebagaimana dikutip dari CNBC International, Rabu (22/7/2020).




Konsulat China disebut melakukan aksi mata-mata. AS menuding China tidak menghormati hukum dan peraturan negara penerima.




Sementara itu, China meminta AS menarik keinginannya itu. Bahkan akan ada langkah balasan yang disiapkan.




"Penutupan konsulat jenderal China di Houston secara sepihak dalam waktu singkat adalah peningkatan (eskalasi) yang belum pernah terjadi sebelumnya dari tindakannya terhadap China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin pada briefing berita harian, dikutip dari The Associated Press.




"AS harus mencabut keputusannya yang salah ... Cina pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas," kata juru bicara kementerian lainnya Hua Chunying ditulis Reuters.




Dahlan menilai kian dekat masa Pilpres AS, maka semakin naik pula tensi kedua negara maju ini. "Pun di Amerika. Kian dekat Pilpres kian panas. Termasuk hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok," kata Dahlan, dalam tulisan terbarunya berjudul Perang Konsulat di blog pribadinya, Disway, dikutip Minggu (26/7/2020).




"Penutupan Konsulat Tiongkok di Houston itu memang dramatik. Mungkin agar menarik perhatian. Amerika hanya memberi waktu 72 jam," kata mantan bos PT PLN (Persero) ini.




Berikut tulisan lengkap Dahlan:




Perang Konsulat




Pun di Amerika. Kian dekat Pilpres kian panas. Termasuk hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok. Jumat kemarin adalah dibakarnya sumbu baru: secara mendadak, Amerika menutup konsulat Tiongkok di Kota Houston, Texas.




Tiongkok membalas: akan menutup salah satu konsulat Amerika di Tiongkok. Itu kalau permintaan Tiongkok diabaikan: agar penutupan konsulat Houston itu dibatalkan. "Alasan penutupan itu dipabrikasi dan tanpa dasar," ujar juru bicara Kemenlu Tiongkok. Tiongkok meminta bukti tuduhan bahwa konsulat itu jadi pusat mata-mata. Terutama di bidang hak cipta dan informasi pribadi orang Amerika.




Semula saya kira konsulat Amerika yang di Wuhan yang akan dijadikan tit-for-tat [pembalasan setara]. Rupanya saya salah kira. Konsulat di Wuhan dianggap kurang seimbang. Maka Houston dibalas dengan Chengdu. Bagi Amerika, konsulat di kota Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan, lebih strategis. Amerika bisa memata-matai Tibet dari Chengdu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nisa Muslimah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X