500 Tahun Kematian Leonardo da Vinci, Melukai Tuhan dan Manusia?

photo author
- Rabu, 10 Juli 2019 | 21:00 WIB
Leonardo da Vinci
Leonardo da Vinci



Wow! Luar biasa! Berkali- kali saya ucapkan decak kekaguman itu. Begitu dalam dan detail riset yang dilakukan Leonardo, melampaui zamannya. Betapa luas pula perhatiannya, mulai dari soal optik, musik, robot, alat perang, teknik yang membantu manusia untuk terbang, untuk menyelam, teknik konstruksi sipil hingga ekspresi wajah.





Hampir setiap hari Leonardo membuat sketsa hasil riset soal banyak hal. Karena ia juga ahli menggambar, sketsa yang ia buat cukup mudah dimengerti. Ia memberikan catatan di sekitar sketsa itu. Total sketsa yang ia buat sekitar 6000 halaman. Satu halaman kadang hadir hingga 6 sketsa.





Sketsa Leonardo soal anatomi tubuh manusia, khususnya soal otak, dianggap ikut memberi sumbangan besar bagi tumbuhnya ilmu baru neuro science. Ia rajin membedah dan mempelajari jazad orang yang wafat. Ia menemukan bagian otak yang tak dikenal di zamannya. Bagian itu kini disebut dengan frontal sinus dan meningeal vessels.





Di tahan 1495, 600 tahun lalu, Leonardo sudah pula mengimajinasikan hadirnya robot. Ia cukup detail membuat mekanisme dalam sketsa sehingga robot itu bisa bergerak otomatis. Dunia robot dalam alam nyata baru hadir 400 tahun kemudian setelah wafatnya Leonardo.





Lihat juga observasi Leonardo soal cahaya. Ia membedakan empat cahaya yang tertangkap indera mata manusia. Pertama, cahaya yang lebih kompleks yang datang dari atmosfir. Kedua, cahaya yang langsung dari sinar matahari. Ketiga, cahaya karena pantulan benda sekitar yang berasal dari dua cahaya sebelumnya. Keempat, terutama untuk manusia, muncul pula cahaya dari suasana hati.





Lukisan Leonardo sangat cermat menghitung aneka cahaya itu. Tak heran, ketika melukis serius, Leonardo membutuhkan waktu jauh lebih lama dibandingkan dengan pelukis besar di zamannya. Berkali- kali, ia hitung dengan cermat efek empat cahaya itu.





-000-





Di Museum Leonardo, ada ruang khusus yang menganalisa lukisan legendaris: The Last Supper. Ini lukisan yang dianggap karya paling cermat yang dibuat seorang jenius.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X