Udang udang gemuk dan segar melimpah. Tujuh tambak mengalirkan udang tak habis habis. Udang siap panen mengalir mengikuti arus air yang dipicu oleh kincir angin menuju lorong yang akan berujung dengan jala.
Tambak udang Mufidah di Dusun Punaga ini luasnya mencapai 41 hektare dengan total 30 empang. Usaha tambak udang yang terletak sekitar 50 kilometer dari ibu kota Takalar itu dalam setahun bisa dua kali panen. Hasilnya dikirim langsung diekspor ke sejumlah negara seperti Singapura, Jepang, dan Tiongkok.
Tadinya usaha tambak Mufidah sama sekali tak terendus JK. Suatu hari JK mendapati sang cucu bermain dengan cangkang keong laut. JK bertanya ke sang cucu, kamu dapat dimana itu. Spontan sang cucu bilang, abis jalan jalan di tambak udang milik neneknya. Nah, rahasia yang berujung indah pun terkuak.
Secara berguyon Pak JK bilang, Ida (Panggilan JK ke Mufidah) lagi banyak dollar itu, panen udangnya berhasil. Produksi udang Mufidah memang mendulang dollar.
Dalam satu kesempatan ke Bucarest Rumania mendampingi Pak JK berbicara di forum Club Of Rome, Oktober 2012, saat mampir di Doha, Bu Mufidah menyelipkan dollarnya itu ke saya. Ini untuk beli oleh oleh anakmu Egy. Alhamdulillah.
Mufidah yang kini sudah dua kali menyandang predikat istri wakil presiden republik Indonesia, dengan jeda 5 tahun, memang tetap seorang ibu.
Senyum, keramahannya tak ada yang berubah. Bahkan meski menjadi istri orang nomor dua di negeri ini, Mufidah tetap terjun langsung di dapur meracik dan menyiapkan masakan, khususnya yang akan disantap oleh Pak JK sekeluarga.
Pernah, masakan bekal yang rutin dibawa ke kantor wapres turut dinikmati Presiden Jokowi yang ikut makan siang di ruangan kerja Pak JK.
Uni Lisa putri pertamanya yang kini menetap di London, suatu kali bercerita blak blakan dalam acara Mata Najwa. Sambel yang terhidang di atas meja dengan mudah ditebak oleh Pak JK apakah hasil olahan bibi rumah tangga atau ulekan tangan langsung ibu Mufidah. Tangan wanita Minang itu memang cetar di dapur.
Kisah yang lain, di penghujung 2017, saat syukuran pernikahan Halim Kalla terhidang masakan Kapau. Mata saya tertuju pada tiga menu andalan: Gulai Otak, Gulai Kikil mix Rebung Bambu Muda dan Rendang. Cita rasanya "nendang" bingits.
Pasti ini bukan orderan catering. Dugaan saya 100 persen tepat. Saya konfirmasi langsung, benar ini masakan olahan Ibu Mufidah Jusuf Kalla. Di setiap acara pribadi menu tersebut selalu hadir. Dan yang membuatnya sangat khas adanya campuran rebung pada gulai kikilnya.
Saya pun berbisik kepada ibu Mufidah untuk membungkusnya. Ibu Wapres pun ramah mempersilahkan dan bahkan menyuruh seorang petugas membagikan plastik ke saya untuk dibungkus.
Ketiga menu tersebut sangat cocok dengan pola makan saya saat ini, tinggi lemak, tapi NO Karbohidrat dan bebas gula.
Jadilah saya pasukan "Kolombus" yang artinya: Kelompok Bungkus Bungkus. Istilah Kolombus ini cukup viral dikalangan tamu tamu yang hadir ke pesta dan pulang membawa bungkusan.
Artikel Terkait
Media Massa, Antusiasme Masyarakat, dan Opini Publik di Era Jokowi
Pemerintah Terima Opini WTP dari BPK, Realisasi Belanja Penanganan Pandemi Sebesar Rp695,2 Triliun
Pemkab Batang Hari Kembali Menerima Opini WTP dari BPK Perwakilan Provinsi Jambi
Apa Alasan Presiden FIFA Sarankan PSSI untuk Tidak Fokus pada Opini Orang terkait Tragedi Kanjuruhan?