opini

Catatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2022: Ubah Hari Menjadi Gerakan

Senin, 25 April 2022 | 15:46 WIB
Utusan Khusus PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana Mami Mizutori mengunjungi fasilitas sirine menjadi bagian dari sistem peringatan dini tsunami yang ditempatkan di kawasan Serangan, Denpasar, Provinsi Bali, pada Sabtu (23/4) (bnpb.go.id)

Pada Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2021, Jumat (5/3/2021) disebutkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan bencana paling merugikan bagi Indonesia. Kerugian ekonomi akibat karhutla mencapai USD 16,1 miliar, atau sekitar Rp 229,6 triliun (kurs Rp 14.266 per dolar AS). Belum lagi kerugian korban jiwa yang tak kalah banyaknya.

Angka tersebut bahkan jauh lebih besar dibandingkan kerugian ekonomi akibat bencana tsunami Aceh pada 2004 silam. Tsunami Aceh kerugian ekonominya sekitar USD 7 miliar.

Kita sepakat, bahwa kebakaran hutan, selalu menghabiskan ongkos raksasa untuk helikopter water bombing. Itupun belum menyelesaikan semua masalah. Solusinya adalah tidak menebang pohon, penanaman lahan yang gersang, dan sejahterakan masyarakat di sekitar agar ikut menjaga hutan.

Ancaman lain adalah Bencana non alam. Bencana ini adalah serangkaian peristiwa yang bukan berasal dari alam. Bencana non alam ini bisa disebabkan konflik sosial antarkelompok, masyarakat, ataupun aksi teror.

Jenis bencana non alam lain berupa gagal teknologi, ataupun wabah penyakit yang bisa menjadi pandemi dan endemi, seperti pandemi Covid-19 yang masih kita rasakan hingga hari ini.

Gerakan penangkal tak kurang-kurang diluncurkan. Berbagai program telah disusun dan melahirkan banyak keputusan yang berdampak langsung pada kehidupan sosial masyarakat.

Semua peraturan semacam PSBB (dan berbagai pembatasan lain), kewajiban bermasker, mencuci tangan pakai sabun, dan larangan berkerumun, serta masih banyak tools dan instrument “perang” melawan corona, sejatinya untuk penyelamatan rakyat.

Bahwa dengan mengenali jenis-jenis bencana, sekaligus kita mengetahui tentang hal-hal apa yang perlu dipersiapkan, serta hal-hal apa saja yang perlu diwaspadai. Kenali ancamannya siapkan strateginya. Ketahui masalahnya, carikan solusinya. Nah, kunci solusi dasar yaitu: perubahan/mengubah perilaku masyarakat.

Perilaku tidak menebang pohon sembarangan. Perilaku tidak membuang sampah sembarangan. Perilaku mengurangi dan lambat-laun menghilangkan ketergantungan kepada plastik. Perilaku gemar menanam dan merawat pohon.

Perilaku hemat penggunaan air bersih, tidak membuang limbah sembarangan, menjaga kualitas air. Perilaku hidup sehat, makan sehat, olah raga teratur, istirahat yang cukup adalah bagian yang tidak terpisahkan, dari perilaku-perilaku lain yang sadar-tak-sadar sangat dibutuhkan bagi upaya pengurangan risiko bencana.

Habbit menjaga alam, sejatinya merupakan upaya preventif yang sangat penting. Itu baru bisa kita sadari setelah memahami, betapa bencana (banjir bandang dan longsor, misalnya) yang acap merenggut banyak nyawa dan harta, terjadi justru karena kita abai terhadap alam.

Gunung gundul, adalah ancaman longsor. Kita kerap tidak peka akan bahaya yang mengintai. Masyarakat tidak tahu, perangkat desa kurang sensitif, dan sedikit orang yang sudah tahu, yang semestinya mau memberitahu.

Mitigasi Vegetasi

Tanggul beton, atau apa pun teknologi buatan manusia tak akan mampu melawan alam. Karenanya, dalam menghadapi bencana, kita harus bersahabat dengan pembela dan penjaga alam. Tanam pohon yang bernilai ekonomis (pohon buah - kopi, sukun, alpukat dll) serta bermanfaat secara ekologis (pohon keras - pohon pule, trembesi - ebony dll). Di kawasan rawan longsor, tanaman "vetiver system" adalah solusi. Begitulah, mitigasi melalui vegetasi adalah sebuah jawaban.

Sama halnya dengan upaya mereduksi tsunami dengan menanam pohon di tepi pantai. Sebab, tsunami adalah mesin pembunuh nomor satu di dunia. Ada banyak kisah, mereka yang selamat dari tsunami di Aceh, Pandeglang dan juga likuifaksi di Palu karena berlindung di pohon, atau memanjat pohon.

Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB