opini

“Gaskeun” : Simbol Semangat dan Dinamika Bahasa Zaman Now

Minggu, 29 Desember 2024 | 17:02 WIB
Ilustrasi (Freepik)

KLIKANGGARAN -- Pernah dengar kata “gaskeun” ? Istilah ini pasti sering muncul di obrolan sehari-hari atau media sosial. Kata ini berasal dari kata “gas” yang artinya menjalankan kendaraan, lalu ditambahkan imbuhan supaya terdengar lebih akrab dan seru. Sekarang, “gaskeun” banyak dipakai sebagai ajakan untuk melakukan sesuatu tanpa ragu.

Apa sih makna “gaskeun”? kata ini sebenarnya simpel banget, artinya “ayo lakukan” atau “lanjut terus”. Kata ini juga cocok untuk banyak situasi, contohnya ketika ingin mengajak teman melakukan sesuatu. Misalnya;

“Makan bakso di warung depan, yuk. Gaskeun!”
“Kerja kelompoknya belum selesai? Gaskeun biar kelar malam ini”

Kenapa sih banyak yang suka menggunakan kata ini?

Alasannya karena “gaskeun” itu gampang diucapkan, santai, dan bikin suasana ngobrol jadi lebih asik. Anak muda tuh suka banget sama kata-kata yang nggak ribet, tapi tetap bisa bikin vibe obrolannya terasa akrab. Apalagi sekarang semuanya bisa viral karena media sosial.

Gaskeun mencerminkan semangat generasi muda yang aktif dan siap bertindak. Ini seolah mengajak kita untuk bergerak maju tanpa banyak berpikir panjang. Tapi penggunaan kata ini jangan salah tempat, walau seru tidak semua situasi cocok menggunakan kata “gaskeun”.

Kalau sedang berbincang dengan orang tua, dosen, atau bos di kantor, lebih baik menggunakan bahasa yang lebih sopan. Saat berbincang dengan dosen atau atasan, kata ini mungkin tidak cocok digunakan.

Sebagai bagian dari ragam bahasa jaman now, “gaskeun” menunjukkan bagaimana bahasa terus berkembang mengikuti dinamika sosial. Namun, ada juga tantangan dalam menjaga keseimbangan antara bahasa gaul dan kemampuan berbahasa formal. Terlalu terbiasa menggunakan istilah seperti “gaskeun” dapat mengurangi sensitivitas anak muda terhadap kaidah bahasa formal, khususnya di lingkungan profesional.

Dengan adanya kata “gaskeus” atau bahasa slang yang lainnya ini menjadi tantangan untuk pendidikan di indonesia. Sistem pendidikan di indonesia mungkin belum cukup menekankan pentingnya penggunaan bahasa indonesia dalam berbagai konteks, terutama di era digital seperti sekarang ini. Selain itu juga, kurangnya kebiasaan membaca tulisan berbahasa indonesia juga membuat anak muda sekarang tidak terbiasa dengan kosa kata formal yang kaya .

Anggapan bahasa baku adalah bahasa yang kaku dan kuno. Bahasa baku sering dianggap oleh anak muda terlalu serius untuk digunakan dikehidupan sehari hari. Mereka lebih memilih bahasa yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan suasana santai. Hal ini membuat bahasa baku indonesia kalah bersaing dengan bahasa gaul dalam percakapan anak muda terlebih gen z.

Kesimpulannya Bahasa gaul adalah bagian dari kreativitas anak muda dan tidak sepenuhnya negatif, tetapi keseimbangan dengan penggunaan bahasa Indonesia formal sangat penting. Dengan pendekatan yang relevan dan kreatif, anak muda dapat diajak untuk tetap mencintai dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, sambil tetap mengekspresikan diri dengan gaya khas mereka.

“Gaskeun" adalah potret unik dari evolusi bahasa di era modern. Istilah ini bukan hanya sekadar tren, tetapi juga refleksi dari semangat dan antusiasme generasi muda. Selama digunakan dengan bijak, “gaskeun” tidak hanya memperkaya komunikasi, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus bergerak maju dengan penuh semangat. Jadi, apapun tantangannya, ayo “gaskeun”!

Penulis : Siti Nur’Aini Azqiyah

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB