KLIKANGGARAN -- Generasi Alpha, yaitu mereka yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025, dimana mereka tumbuh dalam era yang didominasi teknologi digital. Dilansir dari halosehat.com “Bisa dibilang Generasi Alpha adalah anak dari Generasi Millenial dan adik dari Generasi Z “.
Generasi ini menyaksikan perubahan besar dalam cara bahasa digunakan dan berkembang, dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, budaya global, serta platform media sosial. Ragam bahasa yang muncul pada era ini mencerminkan adaptasi terhadap perubahan zaman dan kebutuhan komunikasi yang cepat, singkat, namun tetap efektif.
Salah satu ciri utama perkembangan bahasa di era generasi Alpha adalah integrasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Dilansir dari liputan6.com “Beberapa karakteristik kunci yang mendefinisikan
Generasi Alpha lahir dan tumbuh di era digital, terpapar teknologi sejak usia dini, memiliki akses luas terhadap informasi global, cenderung lebih cerdas secara teknologi dibanding generasi sebelumnya, serta tumbuh dalam lingkungan yang lebih beragam dan inklusif”. Maka hal ini menyebabkan terbentuknya gaya bahasa yang unik, di mana penggunaan singkatan, emotikon, dan meme menjadi bagian dari komunikasi mereka.
Selain itu, pengaruh budaya global juga semakin kuat. Dengan akses internet yang hampir tanpa batas, generasi Alpha cenderung terpapar pada berbagai bahasa dan dialek dari berbagai belahan dunia. Bahasa Inggris, misalnya, menjadi bahasa utama di banyak platform digital, sehingga istilah-istilah asing sering kali diserap ke dalam percakapan sehari-hari.
Dilansir dari Detik.com “Saat ini ramai di media sosial kata-kata seperti Mewing, Rizz, Skibidi, GOAT, dan lainnya. Kata-kata tersebut dipopulerkan oleh Gen Alpha”. Dimana Mewing berarti garis rahang yang bagus, Rizz berarti charisma, Skibidi berarti hal buruk atau jahat, serta GOAT berarti Greatest of all time.
Media sosial memainkan peran penting dalam perkembangan bahasa generasi ini. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube menjadi tempat di mana tren bahasa berkembang dengan cepat. Dilansir dari merdeka.com, beberapa kata gaul gen alpha yang viral di media sosial yaitu, “FOMO - Fear of Missing Out, ketakutan ketinggalan momen seru, Slay - Melakukan sesuatu dengan sangat baik, Red flag - sinyal peringatan atas karakter seseorang yang negatif atau berbahaya”. Hal ini menunjukkan bagaimana media sosial menjadi pusat penyebaran dan pembentukan bahasa baru.
Namun, ada kekhawatiran tentang dampak perubahan ini terhadap kemampuan bahasa formal generasi Alpha. Dari jurnal yang saya baca tentang Kurangnya Minat Baca Anak Generasi Alpha Di Era Perkembangan Teknologi, bahwa anak-anak generasi alpha sulit untuk memahami apa yang mereka baca.
Selain itu menurunnya kemampuan generasi alpha dalam menulis format formal atau menggunakan tata bahasa yang benar, karena mereka terbiasa dengan gaya bahasa yang lebih santai dan informal. Meskipun demikian, generasi ini menunjukkan kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan berbagai situasi komunikasi, baik dalam konteks digital maupun non-digital.
Secara keseluruhan, perkembangan ragam bahasa di zaman generasi Alpha mencerminkan bagaimana teknologi dan budaya global membentuk cara mereka berkomunikasi. Inovasi dalam bahasa yang mereka ciptakan menunjukkan kreativitas dan adaptasi yang tinggi, meskipun tetap ada tantangan untuk menjaga kemampuan bahasa formal di tengah arus perubahan yang cepat. Generasi ini menjadi bukti nyata bahwa bahasa akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Penulis: Habibah (Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Pamulang)
Artikel Terkait
Kronologi dan Alasan Young Lex Diduga Selingkuh, Benarkah?
Hasil Asesmen Smart City Kementerian Kominfo RI, Batang Hari Mendapatkan Rangking ke-8 Se-Indonesia
Inilah Sosok Alsa Shawty alias Cc.Alsaa yang Diduga jadi Selingkuhan Young Lex, Siapa Sebenarnya?
Apakah Sistem Multi Partai Masih Relevan?
Tersangka Investasi Bodong Batu Bara, Sekda M.Azan Ajukan Penangguhan Penahanan
Profil Indira Sudiro, Puteri Indonesia 1992 Awet Muda, Siapa Sebenarnya?
Festival Seni dan Budaya Kombong Pitu Masapi Resmi Digelar, Diharap Jadi Penguat Karakter Budaya Luwu Utara
Warga Babah Lueng Datangi Polsek Darul Makmur menanyakan Kejelasan Terkait Laporan Pemukulan Di Lahan Plasma PT. SPS II/ PT. ARGINA Yang Terkesan Di B
Kronologi dan Alasan Habiburokhman Dipanggil 'Tessy' Tren di Media Sosial X, Sebut Mahfud MD Orang Gagal
Bahasa Indonesia: Jembatan Budaya atau Sekadar Alat Komunikasi?