Kemudian jika muncul pertanyaan, siapa yang mau mendapatkan uang, beras, sembako? Anggap saja pertanyaan itu ditanyakan kepada emak-emak, orang-orang dengan ekonomi rendah, atau mungkin orang dengan kategori mampu yang serakah, pasti jawabannya adalah MAU.
Rupanya uang bansos itu lezat, hingga banyak yang tergiur ingin menikmatinya. Berbekal surat pemanggilan bansos, petugaspun ingin mencicipi karena merasa turut andil telah mencairkan bantuan hingga mengingatkan balas budi.
Sungguh kita dipertontonkan dengan kerakusan, keserakahan, kekuasaan, keculasan, dan kerusakan. Kita tidak perlu datang ke DPR, MPR, Kementrian, atau sebagainya untuk melihat koruptor, datang saja ke tempat-tempat pembagian bansos—kalian akan temui tikus-tikus itu.
Tentu kita sebagai masyarakat menginginkan kesejahteraan. Pemerintah seyogyanya dapat mendata, memvalidasi, dan memverifikasi kembali keluarga yang berhak mendapat bantuan agar tidak salah sasaran, dan memastikan tidak ada pungutan liar.