opini

Menyiapkan Santri Menyongsong Era Bonus Demografi

Senin, 29 Januari 2024 | 13:03 WIB
Hermansyah Kahir, Penulis Artikel (Dok)

KLIKANGGARAN -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi pada 2030-2040 Indonesia akan memasuki era bonus demografi di mana jumlah usia produktif diperkirakan mencapai 64 persen dari total populasi Indonesia. Bonus demografi menjadi fenomena langka dan dapat memberikan berkah bagi bangsa Indonesia.

Generasi Z dan milenial memiliki peran dominan dalam menyongsong era bonus demografi. Mereka akan menjadi penentu arah pembangunan Indonesia ke depan. Bangsa ini membutuhkan generasi yang unggul, berkualitas dan berkarakter dalam menghadapi era bonus demografi tersebut. Tanpa modal tersebut, sangat mustahil bagi Indonesia untuk bersaing di kancah global.

Bonus demografi menjadi momentum untuk meningkatkan perekonomian sekaligus menaikkan level Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. Semua itu akan tercapai selama ditopang dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas SDM menjadi kata kunci untuk memanfaatkan bonus demografi dengan baik. Bonus demografi ibarat pisau bermata dua yang dapat berdampak positif dan negatif. Jika bangsa ini memiliki sumber daya manusia yang cerdas, kreatif, inovatif dan produktif, maka tentu bonus demografi akan membawa kemakmuran bagi seluruh warga negara.

Yurmani (2016) menegaskan, bonus demografi akan menguntungkan jika Indonesia mampu memenuhi tiga prasyarat. Pertama, pertambahan penduduk usia kerja perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kedua, penduduk usia kerja dapat diserap oleh pasar kerja yang tersedia. Ketiga, tersedianya lapangan kerja yang mampu menyerap seluruh penduduk usia produktif.

Dalam konteks meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sektor pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan generasi unggul yang siap berkompetisi di era bonus demografi. Sektor pendidikan harus mampu memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh generasi Z dan milenial untuk menjawab berbagai tantangan sekaligus menangkap peluang yang ada. Sejalan dengan itu, pemerintah telah menempatkan pembangunan SDM sebagai modal utama pembangunan nasional sebagai salah satu ikhtiar mencetak generasi-generasi unggul yang siap menghadapi berbagai tantangan ke depan.

Peran Kaum Santri

Sebagai bagian dari generasi Z dan milenial, santri perlu menyiapkan diri untuk menyongsong era bonus demografi. Langkah ini perlu terus diupayakan mengingat secara kuantitas jumlah santri terus meningkat. Merujuk data Kementerian Agama (Kemenag), setidaknya ada 39.043 pesantren pada 2022/2023 dengan total jumlah santri sekitar 4,08 juta.

Santri merupakan aset bangsa yang diharapkan mampu menjadi penggerak pembangunan bangsa ke depan. Karena itu, para santri perlu tampil untuk melanjutkan estafet perjuangan para kiai dalam semua ruang kehidupan, baik politik, budaya, ekonomi maupun pendidikan. Peran ini sangat penting karena para santri akan berada dalam sentrum bonus demografi. Untuk memaksimalkan perannya, tentu para santri bukan hanya dituntut menguasai kitab-kitab kuning (turats) saja, tetapi juga mampu memberikan warna dalam segala sendi kehidupan.

Dalam menyikapi perkembangan zaman, kalangan pondok pesantren memiliki komitmen untuk tetap menyuguhkan pola pendidikan yang mampu melahirkan generasi-generasi yang unggul. Pimpinan pondok pesantren tentu menyadari betul bahwa setelah lulus tidak semua santri akan menjadi pendakwah atau kiai.

Atas kesadaran itulah para pimpinan pesantren terus melakukan terobosan dan memberikan pendidikan terbaik sesuai kebutuhan zamannya. Selain tetap mendorong agar santri memiliki pemahaman agama yang kuat (tafaqquh fiddin), pihak pesantren juga membekali santrinya dengan beragam keterampilan seperti kewirausahaan, penguasaan teknologi digital, pelatihan kerja, kemampuan komunikasi dan penguasaan bahasa asing.

Pemahaman agama yang baik, ditambah dengan penguasaan life skill menjadi bekal berharga bagi santri sehingga mereka tidak dipandang sebelah mata dalam persaingan global. Dengan sistem pendidikan pesantren, kita optimis bahwa para santri mampu memberikan kontribusi terbaiknya di era bonus demografi.

Artikel ini merupakan opini yang ditulis oleh Hermansyah Kahir, Penulis Buku Menjadi Santri 4.0

 

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB