opini

Boikot: Asal-Usul dan Proses Penamaan Gerakan Itu

Jumat, 24 November 2023 | 07:38 WIB
Gambar hanya ilustrasi (Pixabay/Tama66)

KLIKANGGARAN -- Awalnya boikot itu adalah nama orang, yaitu Charles Boycott, seorang pensiunan tentara Inggris dengan pangkat terakhir kapten. Proses penamaan barang atau konsep dengan nama orang seperti pada kata boikot itu dikenal dengan istilah eponim.

Bisa kita temukan beberapa kata eponim dalam percakapan. Kita sebut sebuah mesin dengan (mesin) diesel sebab ditemukan atau dibuat oleh Rudolf Diesel. Contoh lain, misalnya, ikan mujair yang ditemukan oleh Mbah Moedjair (ejaan lama).

Bagaimana kata boikot yang tadinya nama seseorang berubah menjadi sebuah kata dengan aktivitas yang ditakuti?

Pada 1870-an, para petani Irlandia menghadapi krisis pertanian yang akan berdampak pada bencana kelaparan dan penggusuran massal, seperti yang terjadi pada tahun 1840-an.

Untuk mengantisipasi hal itu, para petani itu membentuk Liga Tanah untuk berkampanye menentang kenaikan harga sewa dan penggusuran yang dilakukan tuan tanah sebagai akibat dari krisis.

Adalah Charles Boycott, yang bertindak sebagai agen untuk tuan tanah yang tidak hadir, mencoba mengusir petani penyewa karena menolak membayar sewa.

Akibat tindakannya itu, dikucilkan oleh Liga dan komunitas. Bahkan, para pekerja dan pembantunya berhenti, sehingga hasil panen di bawah perawatannya mulai membusuk, rusak, dan tidak menghasilkan apa-apa.

Nasib Boikot segera diketahui, dan namanya menjadi buah bibir untuk strategi protes tersebut, baik sebagai kata kerja maupun kata benda (merriam-webster.com diakses 24 November 2023).

Tokoh terkemuka yang menentang Pak Kapten Boycott pada awalnya menggunakan kata ostracism 'pengucilan'. Namun, mereka sepakat memakai kata boycott. Pada tahun 1862, kata boycott masuk sebagai sebuah entri dalam Webster's Dictionary (Feldman, 2019).

Dalam KBBI, kata boikot diartikan 'tolak kerja sama', tetapi berbagai literatur memberikan pengertian lebih luas dengan berbagai tujuan, cara, dan aktornya.

Selamat pagi, selamat menikmati apa yang bisa dinikmati.

Tamsela, 24 November 2023
Mang_Insan

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB