KLIKANGGARAN -- Pernahkah Anda membaca novel Diary of a Wimpy Kid? Novel yang pernah memegang titel New York Times bestseller ini memang unik karena ceritanya disampaikan dalam bentuk diari (meskipun tokoh utamanya sendiri, Greg Heffley, tidak suka menyebutnya “diari” karena terkesan feminine dan rentan membuatnya di-bully).
Selain itu, novel yang diangkat ke layar lebar pada tahun 2010 tersebut dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi lucu.
Dengan menggunakan first-person point of view (sudut pandang orang pertama) dan setting khas Amerika, pembaca novel ini tidak hanya terhibur, tetapi juga dapat belajar Bahasa Inggris langsung dari penutur asli sambil merasakan serunya keseharian dan budaya orang-orang Amerika Serikat.
Novel karya Jeff Kinney ini menjadi salah satu dari beberapa authentic materials dalam bahan ajar yang digunakan di Bimbel Nurul Fikri, khususnya untuk level SMA.
Bimbel Nurul Fikri sebagai salah satu bimbel terbesar di Indonesia, telah membuka program Bahasa Inggris Lanjutan.
Adapun materi semester satunya difokuskan terhadap karya sastra dan unsur-unsur intrinsiknya seperti plot, setting, characters dan lain-lain.
Selain menggunakan buku-buku sekolah sebagai rujukan, bimbel NF juga menggunakan teori-teori yang bersumber dari referensi dalam dan luar negeri seperti buku-buku mengenai literatur karya Nurgiyantoro, Abrams, McCarthy, J.R. Martin dan Labov.
Adapun novel-novel yang diambil sebagai kutipan dalam bahan ajar NF adalah novel popular berbahasa Inggris seperti Harry Potter, Sherlock Holmes, Diary of a Wimpy Kid, Goosebumps, dan Percy Jackson and the Olympians.
Disampaikan oleh pengajar-pengajar berkompeten, dilengkapi dengan ilustrasi, grafis dan fitur-fitur lain, bahan ajar NF terkait literatur siap untuk meningkatkan pemahaman sekaligus minat baca siswa.
Mungkin diketahui bahwa minat siswa Indonesia dalam membaca buku masih sangat rendah. Salah satu penyebabnya adalah hobi scrolling layar handphone untuk menonton konten yang singkat dan dangkal atau mindless scrolling.
Psikolog asal Amerika Serikat, Gloria Mark, menyatakan bahwa mindless scrolling mengurangi durasi fokus (attention span), membuat orang malas membaca dan sulit memahami buku atau artikel panjang.
Faktanya UNESCO menyebut Indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.
Sedangkan berdasarkan hasil PISA (Programme for International Student Assessment) dalam upaya mengukur keterampilan literasi pada tingkat global pada tahun 2022, Indonesia menduduki peringkat rendah dengan skor 359 untuk skor membaca, dibandingkan dengan skor rata-rata 476.*
Bimbel Nurul Fikri dengan Program Bahasa Inggris Lanjutan siap melayani siswa agar berprestasi tidak hanya di Bahasa Inggris, melainkan juga di semua bidang studi.
Artikel Terkait
Muhammadiyah, Peletak Dasar Pendidikan Modern di Indonesia: Pesantren Muhammadiyah Tegalega, Bandung Ikut Berperan
Kehilangan Identitas Bahasa dalam Era Digital: Dampak Media Sosial terhadap Kemampuan Berbahasa Anak Muda
Sigma, Rizz, dan Hilangnya Tata Bahasa
Bahasa Kekinian: Inovasi atau Kemunduran dalam Era Media Sosial?
Kamus Gaul Gen Z: Warna-warni Bahasa atau Simbol Kekacauan?
Ketika Bahasa Dikorbankan Demi Kecepatan: Media Sosial dan Generasi Kata Singkat
Eksplorasi Lanskap Linguistik dalam Pelatihan Desain Poster Kuliner: Inovasi Pengabdian Masyarakat Universitas Pamulang
Kemampuan Abad 21? Siapa takut!!