KLIKANGGARAN -- Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Pamulang telah melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) yang inovatif dan komprehensif pada tahun akademik 2025/2026. Kegiatan yang bertajuk "Eksplorasi Linguistic Landscape dalam Pelatihan Desain Poster Kuliner" ini merupakan terobosan baru dalam mengintegrasikan aspek linguistik dan visual dalam konteks promosi kuliner yang efektif dan menarik.
Kegiatan pelatihan desain poster kuliner dengan peserta siswa SMP - SMA yang dilaksanakan di English Everywhere, Cendana Residence, Tangerang Selatan ini menandai komitmen Universitas Pamulang dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, khususnya dalam pemberdayaan generasi muda melalui pendekatan pembelajaran yang aplikatif dan kontekstual. Program ini tidak hanya berfokus pada aspek teoritis, tetapi juga memberikan pengalaman praktis yang dapat langsung diaplikasikan oleh peserta dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam era digital dan globalisasi saat ini, kemampuan komunikasi visual menjadi semakin penting, terutama dalam industri kuliner yang terus berkembang pesat. Namun, terdapat kesenjangan yang signifikan antara penggunaan bahasa formal yang diajarkan di institusi pendidikan dengan bahasa kasual, persuasif, dan trendi yang digunakan dalam media promosi seperti poster dan papan iklan.
Baca Juga: Ketika Bahasa Dikorbankan Demi Kecepatan: Media Sosial dan Generasi Kata Singkat
Kesenjangan ini menimbulkan tantangan bagi siswa dalam memahami dan mengaplikasikan bahasa yang sesuai dalam konteks promosi kuliner. Oleh karena itu, Program Studi Sastra Inggris Universitas Pamulang mengidentifikasi kebutuhan untuk mengembangkan program pelatihan yang dapat menjembatani gap tersebut melalui pendekatan linguistic landscape. Linguistic landscape, sebagai konsep yang dikembangkan oleh Landry dan Bourhis (1997), menekankan pentingnya visibilitas dan fungsi bahasa dalam ruang publik. Dalam konteks kuliner, penggunaan bahasa yang tepat dalam media promosi tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai pembentuk identitas budaya dan daya tarik bisnis.
Kegiatan PkM ini dirancang dengan tujuan yang komprehensif dan terukur. Tujuan utama program adalah memberikan pelatihan kepada peserta mengenai pemilihan kata dan simbol yang tepat dalam desain poster kuliner. Hal ini mencakup pemahaman mendalam tentang bagaimana bahasa dapat digunakan secara efektif untuk menarik perhatian dan mempengaruhi keputusan konsumen. Selain itu, program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam mendesain poster yang menarik dan komunikatif.
Peserta dilatih untuk memahami prinsip-prinsip desain visual yang efektif, termasuk penggunaan warna, tipografi, dan komposisi yang sesuai dengan target audiens. Aspek linguistic landscape menjadi fokus khusus dalam program ini, di mana peserta diberikan pemahaman mendalam tentang konsep ini dalam konteks promosi kuliner. Mereka diajak untuk menganalisis bagaimana penggunaan bahasa dalam ruang publik dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen.
Baca Juga: Kamus Gaul Gen Z: Warna-warni Bahasa atau Simbol Kekacauan?
Program ini juga mendorong peserta untuk mampu menggunakan bahasa Inggris secara aplikatif dalam presentasi hasil desain poster mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris peserta, tetapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi menggunakan bahasa internasional.
Metode pelatihan dirancang dengan pendekatan yang interaktif dan partisipatif. Peserta tidak hanya menerima materi secara pasif, tetapi juga aktif terlibat dalam diskusi, analisis kasus, dan praktik langsung. Pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman dan kemampuan aplikatif peserta. Penggunaan media desain Canva Premium menjadi salah satu keunggulan program ini. Platform ini dipilih karena user-friendly dan menyediakan berbagai template dan elemen desain yang dapat membantu peserta dalam menciptakan poster yang menarik dan profesional.
Rangkaian acara dimulai dengan persiapan yang matang, diikuti dengan pembukaan resmi dan sambutan dari ketua pelaksana. Susunan acara dirancang secara sistematis untuk memaksimalkan efektivitas pembelajaran, dimulai dari pemaparan materi oleh narasumber yang kompeten, dilanjutkan dengan sesi latihan praktis, presentasi hasil, foto bersama, dan penutupan.
Peserta terdiri dari siswa SMP dan SMA yang dibagi dalam kelompok- kelompok kecil untuk memaksimalkan interaksi dan kreativitas. Pembagian kelompok ini memungkinkan setiap peserta untuk berpartisipasi aktif dan saling belajar dari pengalaman dan perspektif yang berbeda. Selama sesi pelatihan, peserta diajak untuk mengamati dan menganalisis penggunaan bahasa dan elemen visual dalam media promosi kuliner di ruang publik. Mereka diberikan berbagai contoh poster kuliner yang efektif dan diminta untuk mengidentifikasi elemen-elemen yang membuatnya menarik dan persuasif.
Praktik pembuatan poster menekankan kreativitas dalam pemilihan kata, simbol, warna, dan tipografi yang sesuai dengan target pasar. Peserta diberikan kebebasan untuk mengekspresikan kreativitas mereka sambil tetap memperhatikan prinsip-prinsip desain yang efektif dan penggunaan bahasa yang tepat. Presentasi hasil desain dalam bahasa Inggris menjadi bagian penting dari program ini. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan poster yang telah mereka buat, menjelaskan konsep desain, pemilihan bahasa, dan target audiens. Sesi presentasi ini tidak hanya melatih kemampuan komunikasi peserta, tetapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam menggunakan bahasa Inggris.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat "Eksplorasi Linguistic Landscape dalam Pelatihan Desain Poster Kuliner" telah berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi peserta dan komunitas. Program ini membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan teori dan praktik dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan bermakna.
Eksplorasi linguistic landscape dalam pelatihan desain poster kuliner memberikan pembelajaran bahasa yang efektif dan aplikatif. Peserta mampu menganalisis dan mengadaptasi unsur bahasa dan visual dalam konteks promosi kuliner dengan baik. Pelatihan ini berhasil meningkatkan kreativitas, keterampilan komunikasi visual, dan kesadaran penggunaan bahasa yang tepat. Pendekatan ini memperkuat potensi linguistic landscape sebagai sumber pembelajaran berbasis lingkungan yang kreatif dan inovatif. Program ini dapat menjadi model untuk pengembangan kegiatan pengabdian masyarakat yang serupa di masa depan.
Artikel Terkait
Inilah Profil Sri Rahayu dan Fitriya, Viral di Media Sosial usai Menitipkan Sang Ibu, Nasikah ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang, Siapa Sebenarnya
HUT ke-79 Bhayangkara, Jasrum: Semoga Polri Makin Profesional dan Terpercaya
KPK Tangkap Kepala Dinas PUPR Sumut, Topan Ginting Jadi Tersangka Suap Proyek Jalan Rp231 Miliar
Soal Penunjukan Marketplace Sebagai Pemungut PPh, Begini Kata Kemenkeu
Kehilangan Identitas Bahasa dalam Era Digital: Dampak Media Sosial terhadap Kemampuan Berbahasa Anak Muda
Sigma, Rizz, dan Hilangnya Tata Bahasa
Dampak Media Sosial terhadap Kemampuan Berbahasa Anak Muda
Bahasa Kekinian: Inovasi atau Kemunduran dalam Era Media Sosial?
Kamus Gaul Gen Z: Warna-warni Bahasa atau Simbol Kekacauan?
Ketika Bahasa Dikorbankan Demi Kecepatan: Media Sosial dan Generasi Kata Singkat