KLIKANGGARAN -- Tidak dipungkiri bahwa pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan, adalah peletak dasar pendidikan modern di Indonesia. Melalui Muhammadiyah, beliau mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan umum.
K.H. Ahmad Dahlan melihat kedua jenis pendidikan tersebut mengandung nilai-nilai positif. Karena itu, beliau mendirikan madrasah ibtidaiyah diniyah Islamiyah di rumahnya pada 1911 dengan sistem pembelajaran yang modern, seperti penggunaan bangku, meja, dan kurikulum yang terstruktur.
Materi yang dipelajari di madrasah tersebut meliputi materi agama yang biasa diajarkan di pesantren dan materi umum yang biasa diajarkan di sekolah Belanda pada saat itu.
Tujuan utamanya adalah memberikan pendidikan kepada semua lapisan masyarakat dengan tidak memandang status sosial.
Tujuan lainnya tentu menghasilkan lulusan yang memiliki pemahaman agama yang kuat dan juga berpengetahuan yang luas. Ini penting untuk "melawan" penjajah pada saat itu.
Kini satu abad lebih sudah upaya tersebut dilakukan. Peran Muhammadiyah dalam pendidikan di Indonesia terbilang sangat besar.
Amal usaha Muhammadiyah dalam hal pendidikan pun makin menyebar mulai dari PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi. Alumninya pun banyak memberikan sumbangsih dalam berbagai bidang di Indonesia.
Peran Pesantren Muhammadiyah Tegalega, Bandung
Salah satu amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan yang ikut berperan adalah Pesantren Muhammadiyah, Tegalega, Kota Bandung.
Dikutip dari Channel YouTube Pesantren Muhammadiyah Tegalega dikatakan bahwa pesantren tersebut berdiri pada tahun 1969.
Pimpinan pada saat awal berdirinya terdiri atas K.H. Dr. EZ Muttaqin sebagai pembina utama, K.H. Hambali Ahmad sebagai kepala pesantren, dan Kyai E. Supena sebagai Wakil Kepala Pesantren.
Pesantren yang sekarang dipimpin oleh Drs. Musa Muhammad Ahmad, M.E.Sy. tersebut sudah melahirkan alumni-alumni sekaligus kader Muhammadiyah yang ikut memberikan sumbangsih dalam berbagai bidang di Indonesia.
Alumni-alumninya ada yang berkiprah di bidang agama, pendidikan, kesehatan, politik, sosial, ekonomi, hukum, budaya, dan bidang-bidang lainnya.
Artikel Terkait
Bahasa Gaul: Tantangan Atau Peluang Untuk Bahasa Indonesia?
Menduniakan Bahasa Gaul: Transformasi Komunikasi Remaja Indonesia
Modernisasi atau Penjajahan Baru? Menelisik Dominasi Bahasa Asing di Indonesia
Luntur di Ujung Lidah: Krisis Minat Generasi Muda terhadap Bahasa Daerah
Media Sosial: Jembatan Kreativitas atau Jurang Kemampuan Bahasa Anak Muda?
Bahasa Baik, Bangsa Cerdas: Membangun Akademik Berkualitas