KLIKANGGARAN -- Di tengah derasnya arus globalisasi dan revolusi industri 4.0, mahasiswa sebagai agen perubahan dituntut memiliki kemampuan abad ke-21atau 21st century skills disingkat 4C seperti Critical Thingking (berpikir kritis), Creativity (kreativitas), Collaboration kolaborasi, dan Communication (komunikasi).
Tantangan ini tidak bisa dijawab hanya dengan pembelajaran konvensional yang menekankan hafalan. Diperlukan pendekatan yang partisipatif, reflektif, dan kontekstual. Salah satu metode yang terbukti efektif adalah Project Citizen.
Project Citizen adalah model pembelajaran berbasis proyek yang mendorong mahasiswa untuk terlibat langsung dalam mengidentifikasi masalah publik di lingkungan sekitarnya, melakukan riset kebijakan, merancang solusi, dan mengadvokasikan perubahan kepada pihak yang berwenang. Melalui proses ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori kewarganegaraan secara pasif, tetapi juga mengasah kemampuan nyata yang relevan dengan abad ke-21.
Misalnya, dalam menyusun portofolio kebijakan, mahasiswa dituntut berpikir kritis dalam menganalisis akar masalah dan mengevaluasi kebijakan yang ada. Proses diskusi kelompok melatih kemampuan kolaborasi dan komunikasi. Penyampaian presentasi kepada publik atau lembaga pemerintahan membentuk rasa percaya diri serta kemampuan berbicara di depan umum. Lebih dari itu, mahasiswa belajar menjadi warga negara aktif yang peduli, partisipatif, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya.
Dengan mengikuti Project Citizen, mahasiswa tidak hanya menjadi cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara sosial. Mereka siap menjadi problem solver, pemimpin masa depan, sekaligus warga negara yang melek demokrasi 21st century skills.
Di sinilah letak urgensinya: Project Citizen bukan sekadar metode pembelajaran, melainkan investasi karakter dan kompetensi mahasiswa dalam menghadapi tantangan kompleks abad 21.
Dengan tantangan global yang terus berkembang, mahasiswa tidak lagi cukup hanya cerdas secara akademik. Mereka harus adaptif, kolaboratif, kreatif, dan kritis empat pilar utama kemampuan abad 21.
Melalui program seperti Project Citizen dan pembelajaran berbasis aksi nyata, generasi muda dibentuk menjadi warga negara yang tidak hanya berpikir, tetapi juga bertindak untuk perubahan.
Maka dari itu, kemampuan abad 21 bukanlah momok menakutkan melainkan peluang emas untuk membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di panggung dunia. Siapa takut? Justru kita siap maju!
Penulis:
Lathifah Sandra Devi
Artikel Terkait
BKPRMI Sidrap Cetak 150 Kader Dakwah Muda Lewat LMD 1 dan ToT Mudarrib Basic Sulsel Angkatan 3
Audiensi FKDT Bersama Menag: Memperkuat Pendidikan Keagamaan untuk Mewujudkan Generasi Hebat Menuju Indonesia Emas
Webinar Bimbel Nurul Fikri, Tiga Prinsip Pembelajaran Deep Learning: Mindful, Meaningful, dan Joyful
Lestarikan Tanaman Endemik di Taman Nursery, IKA Unanda Apresiasi PT Vale Indonesia
Disdukcapil dan PN Masamba Teken MoU, Sepakat Tingkatkan Layanan Penerbitan Dokumen Kependudukan
Menpan-RB Tegaskan WFA untuk ASN Hanya Opsional, Bukan Kewajiban
Menlu Sugiono Jawab soal Kekosongan Duta Besar di Beberapa Negara, Siap Setor Nama Calon Dubes ke DPR
Ditanya Alasan Buka Hijab, Olla Ramlan Malah Akui Didukung Aufar, Balikan?
Netizen Indonesia Beri Rating 1 untuk Hutan Amazon Atas Hal yang sama dari Warga Brasil untuk Rinjani
Usai Upacara peringatan ke-79 Hari Bhayangkara, Presiden Prabowo Subianto Minta Komandan Upacara Irjen Dadang Hartanto Menghadap, Begini Katanya!