Bagaimanapun, ada tempat di mana kita harus beralih ke bahasa formal, seperti dalam dunia pendidikan, pekerjaan, atau komunikasi resmi. Bahasa formal mencerminkan profesionalisme, penghormatan, dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang lebih serius.
Untuk mengatasi problematika ini, peran pendidikan bahasa yang seimbang sangat penting. Sekolah dan lingkungan keluarga dapat menjadi tempat untuk mengajarkan perbedaan antara bahasa formal dan informal yang dalam konteks ini bahasa gaul.
Literasi bahasa juga harus diperkuat melalui pembiasaan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam konteks akademis dan profesional.
Dengan pendekatan ini, anak muda tetap dapat mengekspresikan diri melalui bahasa gaul tanpa mengorbankan kemampuan berkomunikasi formal.
Sebagai penutup, bahasa gaul yaitu sebuah fenomena linguistik yang mencerminkan kreativitas dan dinamika budaya. Meski begitu, penggunaannya harus diimbangi dengan pemahaman konteks dan kesadaran akan dampaknya terhadap kemampuan bahasa formal.
Dengan penggunaan yang tepat, kita dapat menjaga harmoni komunikasi sekaligus merayakan keberagaman budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Zuhan Fadhillah (Mahasiswa Teknik Elektro Unviersitas Pamulang)
Artikel Terkait
Menghadapi Tantangan Global Internalisasi dan Internasionalisasi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Laksana Gatot Kaca
Bahasa Gaul dan Tantangan Terhadap Identitas Bahasa Indonesia
Problem dan Tantangan Kepala Daerah Terpilih di Sulawesi Selatan
Menggali Hakikat ‘Ariyah: Sebuah Akad yang Sering Terlupakan
Apa Penyebab Pesawat Jeju Air Jatuh saat Mendarat di Muan, Korea Selatan
Desa Lampuawa Kecamatan Sukamaju Kini Miliki Sanggar Tani Megah
Fico Fachriza Dihujat Warganet karena Minta Dibayar untuk Wawancara, Ini Kronologinya
Diduga Sentil Vonis Ringan Harvey Moeis, Presiden Prabowo Subianto: Vonis 50 Tahun!
Gelar Rakor LTT, Dinas Pertanian Luwu Utara Sepakati Target Tanam 2025 Seluas 47.224 Hektare