Baca Juga: Hari Ini HUT Kabupaten Muara Enim ke-75, Kenali Muara Enim Lebih Jauh, yuk
Setiap Rahma merasakan sesuatu, saya minta dia menuliskannya di potangan kertas yang sudah disiapkan. Saat marah, sedih, atau rasa apa pun yang negatif, saya memintanya untuk menuliskannya, lalu dimasukkan ke dalam wadah bertanda (-).
"Potongan-potongan tulisan itu nanti akan bicara banyak pada kita. Isi dari wadah bertanda negatif adalah cerminan kita tidak atau kurang bersyukur," kata saya padanya.
Begitu juga saat dia merasakan bahagia, gembira, atau rasa lainnya yang positif. Saya minta untuk segera ditulis dan dimasukkan ke wadah bertanda (+). Wadah ini adalah tanda kita mensyukuri segala hal di kehidupan kita. Begitu seterusnya sampai satu bulan.
Saya katakan pada Rahma, wadah mana nanti yang lebih banyak isinya. Rahma pun pulang dengan lega, dan ingin segera melakukannya mulai hari itu.
Apa hasil? Satu bulan kemudian dia datang lagi. Setelah saya sajikan kopi, saya bertanya padanya, wadah mana yang lebih banyak isinya?
Baca Juga: Kedudukan MUI Sangat Kokoh, Mahfud MD: Tidak Bisa Sembarangan Dibubarkan
Tanpa menjawab, Rahma tiba-tiba memeluk saya sambil menangis dan mengucapkan terima kasih. Saya lihat kali ini tangisnya adalah tangis terharu. Dia mengatakan, betapa tidak bersyukurnya dia selama ini, dengan hanya mengedepankan yang buruk di hati dia.
Dia melupakan hal-hal membahagiakan dalam hidupnya, sehingga wadah bertanda (+) hanya terisi beberapa kertas kecil. Dia juga mengatakan, banyak kebaikan sang suami pun teman dia lupakan, sehingga caci maki dan sumpah serapah lebih banyak keluar.
Setelah kembali mendengarkan kelegaan hati Rahma, kami menikmati kopi sore dengan timbunan rasa syukur. Kami berbincang dengan berhias senyum bahagia di bibir Rahma.
Begitulah pembaca, ketika kita menganggap segala hal yang menurut kita buruk adalah ketidakadilan, maka kita akan segera tidak bahagia oleh karenanya. Sebaliknya, jika kita bersedia mensyukuri apa pun yang terjadi, niscaya kita akan selalu bahagia.
Kalau kata guru saya, nikmati saja semuanya. Bahkan kata salah seorang kyai, cintailah orang yang membencimu.
Selamat mencoba cara bahagia dengan menabung tulisan, salam sehat dan bahagia selalu.
Mungkin teman Anda tertarik dengan artikel ini. Mohon bantu share kepadanya, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia klikanggaran.com*
Artikel Terkait
Menulis Untuk Keabadian dan Keberanian Untuk Melawan Ketidakadilan
Tentang Rusia, Mulut Joe Biden Menulis Cek yang Tidak Mampu Dibayar AS
Peringati HUT, Museum Pusat TNI AU Gelar Lomba Menulis
Tulisan adalah Lidah Hati, Apa Hubungan Lidah dengan Tulisan?
Kata Siapa Menulis Puisi Sulit? Begini lho Cara Menulis Puisi agar Terlihat seperti Penyair Sungguhan
Betulkah Menulis Dapat Memelihara Kesehatan Jiwa ? Begini Penjelasan Ahli
Bisa, Kok, Satu Hari Menulis Satu Novel, Asalkan …
Anda Hobi Menulis? Kata Apa Saja, ya, yang Tak Perlu Ditulis Kapital di Judul?
Menulis sebagai Self Healing, Sebagus Itukah Dampaknya? Ini Ada Satu Kisah