KLIKANGGARAN – Pada artikel terdahulu saya kisahkan, Rindu akhirnya menulis semua yang dialaminya. Dia menuang semua beban ke dalam tulisan, kemudian perlahan beban di dalam hati dan pikirannya memuai.
Sekarang tentang menulis dan menabung. Apa bedanya dan di mana kesamaannya? Tulisan ini juga berdasarkan fakta yang pernah terjadi di sekitar saya.
Menulis adalah salah satu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan. Baik tentang hal yang menyenangkan atau menyedihkan. Sedangkan menabung adalah salah satu cara dalam mengelola keuangan. Caranya dengan mengumpulkan uang, sedikit demi sedikit.
Tak beda jauh dengan tulisan sebelumnya, tulisan kali ini juga tentang menulis sebagai self healing. Hanya saja, di sini kita menabung rasa dalam bentuk tulisan.
Baca Juga: Informasi bagi Pengguna Stasiun KRL Bekasi, Mulai Minggu 21 November Akses Keluar Masuk Berubah.
Jika Anda menulis sedikit demi sedikit perasaan Anda, itu sama halnya Anda sedang menabung rasa. Suatu saat, Anda akan mendapatkan banyak hal dari tabungan tulisan itu. Minimal perenungan. Gimana caranya?
Singkat cerita, satu hari ada teman datang sambil menangis. Sebut saja namanya Rahma. Rahma tersedu dengan raut wajah sedemikian sedih, menceritakan kehidupannya. Beban yang dipikul Rahma sampai membuat dia sering jatuh sakit, katanya.
Saya sendiri melihat tubuhnya jauh lebih kurus dari beberapa bulan lalu saat terakhir saya bertemu dengannya. Mengalirlah dengan deras cerita tentang duka yang diderita Rahma. Dia merasa sedang diperlakukan tidak adil oleh kehidupan.
Mengalir pula caci maki dan sumpah serapah Rahma untuk suami, teman, dan siapa saja yang menurutnya jahat. Tidak sedikit bahasa binatang meluncur dari bibirnya yang seksi.
Baca Juga: Apel Konsolidasi Luwu Utara, Waspada Gelombang Ketiga COVID-19 Jelang Nataru
Sambil mendengarkan dia bercerita, saya mengingat kembali kehidupan Rahma. Sebenarnya kondisi dia jauh lebih baik dari kehidupan teman-teman saya yang lain, termasuk saya sendiri. Apa yang dialaminya itu sebenarnya juga banyak dialami orang lain.
Selesai dia bercerita, saya pamit ke dapur untuk menyeduh kopi. Selanjutnya kami menikmati kopi di teras belakang rumah sambil meneruskan perbincangan. Saya sedikit menyinggung soal bagaimana bersyukur. Rahma sedikit tidak terima, karena dia merasa sudah sangat bersyukur.
Saya katakan pada Rahma, biasanya saat merasa sedang menghadapi ketidakadilan, saya akan menabung tulisan. Saya katakan juga, kesedihan saya akan hilang setelahnya. Kontan Rahma tertarik, dan ingin melakukan hal yang sama. Dia sempat tertawa, mengira saya bercanda.
Saya sarankan dia untuk menyediakan dua wadah kosong dengan ukuran sedang di kamarnya. Kemudian saya minta dia untuk menyiapkan potongan kertas kecil-kecil, seperti kertas untuk kocokan arisan. Satu wadah diberikan tanda negatif (-) dan satu wadah lain disematkan tanda positif (+).
Artikel Terkait
Menulis Untuk Keabadian dan Keberanian Untuk Melawan Ketidakadilan
Tentang Rusia, Mulut Joe Biden Menulis Cek yang Tidak Mampu Dibayar AS
Peringati HUT, Museum Pusat TNI AU Gelar Lomba Menulis
Tulisan adalah Lidah Hati, Apa Hubungan Lidah dengan Tulisan?
Kata Siapa Menulis Puisi Sulit? Begini lho Cara Menulis Puisi agar Terlihat seperti Penyair Sungguhan
Betulkah Menulis Dapat Memelihara Kesehatan Jiwa ? Begini Penjelasan Ahli
Bisa, Kok, Satu Hari Menulis Satu Novel, Asalkan …
Anda Hobi Menulis? Kata Apa Saja, ya, yang Tak Perlu Ditulis Kapital di Judul?
Menulis sebagai Self Healing, Sebagus Itukah Dampaknya? Ini Ada Satu Kisah