Sekolah Ikut Awasi
Budi menuturkan sekolah penerima manfaat juga memiliki peran penting dalam pengawasan makanan sebelum dikonsumsi siswa.
“Sekolah penerima makanan ini bantu pengawasan dan koordinasi dengan Mendikdasmen, bisa memanfaatkan unit-unit kesehatan sekolah, upaya kesehatan sekolah di seluruh sekolah di bawah beliau untuk bisa membantu mengawasi,” ujarnya.
“Seenggaknya begitu makanannya datang kan kita bisa dilihat lah warnanya ada berubah apa nggak, baunya aneh nggak, fisiknya lendir-lendiran nggak?” tambahnya.
Langkah sederhana tersebut diharapkan bisa mencegah risiko keracunan pada siswa.
Efektivitas MBG Dipantau Rutin
Lebih lanjut, Budi menyebutkan bahwa efektivitas program juga akan diukur melalui pemantauan tinggi dan berat badan siswa setiap enam bulan.
“Kita bisa tahu efektivitasnya program seperti apa, dan setiap tahun sekali akan lakukan survei gizi nasional di mana dulu hanya dilakukan stunting. Ini akan ditambah untuk di atas 5 tahun khusus anak sekolah,” jelasnya.
“Jadi, kita bisa lihat bisa perkembangan status gizi dan akan digunakan sebagai masukan untuk kebijakan-kebijakan nanti yang akan dilakukan,” tandas Budi.**
Artikel Terkait
Masih tentang Sorotan MBG, Terbaru, Wartawan Diduga Dianiaya Oknum Pegawai SPPG Saat Liput Keracunan MBG di Pasar Rebo, Polisi Terima Laporan
Penuhi Standar Kesehatan MBG, Bupati Andi Rahim Minta Dapur SPPG Miliki Sertifikat SLHS
DPR Cecar BGN soal Penggunaan UPF di Menu MBG, Charles Honoris Tuntut Ketegasan dan Konsistensi Kebijakan
Inilah Cara Pemerintah Tutup Celah Distribusi MBG, dari Insentif Rp100 Ribu untuk Guru hingga Peran Kader Posyandu
Mahfud MD Ungkap Cucu Jadi Korban Keracunan MBG: Satu Kelas 8 Anak Muntah, Ingatkan Program Ini Soal Nyawa Bukan Sekadar Angka
Komisi IX DPR Soroti Program MBG: Target Masih Belum Tepat Sasaran, DPR Minta Fokus 3T dan Singgung Kasus Keracunan