Ragu Mau Nge-Bimbel-in Anak atau Ngak, Baca Ini Dulu, Deh, supaya Makin Mantap

- Minggu, 26 September 2021 | 11:00 WIB
Salah satu cabang sebuah bimbel (dok. nurul fikri)
Salah satu cabang sebuah bimbel (dok. nurul fikri)

Jakarta, Klikanggaran.com--“Bimbel itu kan bukan kebutuhan utama, sekolahlah yang merupakan kebutuhan utama. Jadi, mending cukup belajar di sekolah saja. Eh, tapi bagaimana dengan PR-PR dan materi-materi yang mungkin belum dipahami si anak?” Ini mungkin yang sekarang ada di benak Bapak atau Ibu. Apakah Anda yang sedang mengalami kegalauan tersebut? Galau antara membimbelkan anak atau tidak? Kalau iya, jangan bingung.

Pak, Bu, bimbel memang kebutuhan sekunder atau bahkan tersier, tetapi belajar pada hakikatnya adalah kebutuhan primer. Tidak terlepas ruang dan waktu. Seseorang, apalagi anak, dituntut untuk belajar sepanjang hayat. Bahkan, jika Anda seorang muslim, dalam hadis dikatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.

Dengan anggapan bahwa belajar adalah kebutuhan primer, bimbel otomatis menjadi salah satu wadah untuk memenuhi kebutuhan primer tersebut. Singkat kata, “Mau ada ujian atau ngga, yang namanya belajar mah tetep.” Nah, pemikiran ini mungkin yang seharusnya kita tanamkan pada anak kita. Artinya, belajar setiap hari. Tidak SKS (sistem kebut semalam).

Baca Juga: Wabup Batang Hari Bakhtiar Hadiri Penutupan Festival Candi Muaro Jambi

Bimbel: Belajar seperti Menabung

Pak, Bu, sejatinya, bimbel sedikit banyak mengarahkan siswa untuk belajar dengan cara “mencicil”. Seperti menabung, ketika mendadak dibutuhkan suatu dana, tabungan siap digunakan. Tabungan siap dimanfaatkan. Ada ulangan mendadak di sekolah, misalnya, siswa siap. Ada ujian yang berkala di sekolah, seperti PTS, PAS, PAT, atau US, atau bahkan tes SBPMTN, siswa atau para penabung ilmu tersebut tentu akan lebih siap menghadapinya.

Dengan perantara bimbel tersebutlah, siswa menjadi lebih siap karena secara teratur dididik untuk menjadi penabung ilmu. Dari yang sedikit, lama-lama menjadi bukit. Dan belajar pun menjadi seperti “tidak belajar”. Waktu yang biasanya dijalani dengan panjang akan terasa pendek. Belajar yang biasanya dikesani sebagai sesuatu yang membosankan akan menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Bimbel: Investasi Pendidikan

Memang tidak sedikit orang menganggap bahwa bimbel hanya buang-buang uang saja. Buang-buang waktu saja. Padahal, kalau dianalisis lebih dalam lagi, dengan membimbelkan anak, sama saja dengan kita berinvestasi pendidikan.

Baca Juga: Gubernur Jambi Al Haris Sebut Candi Muaro Jambi Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional

Kita rela menitipkan anak kita kepada bimbel untuk dibimbing pendidikannya dengan sebaik-baiknya. Secara sadar tidak sadar, sebenarnya kita tengah melakukan investasi jangka pendek ataupun panjang. Dan anak kita yang dibimbelkan tersebut adalah investasinya. Lalu, siapa yang akan memetik manfaatnya atau keuntungannya di kemudian hari? Siapa lagi kalau bukan orang tua dan anak itu sendiri.

Kalau begitu, apa tujuan utama bimbel yang menjadi daya tarik para orang tua yang berperan sebagai “investor pendidikan” tersebut? Pak, Bu tujuan utama bimbel adalah mendampingi anak didik belajar dan dengan pelan-pelan dengan berbagai strategi yang dimiliki berusaha membantu peningkatan pemahaman siswa terhadap pelajaran. Memberikan konsultasi. Memberikan materi-materi penting. Menjelaskan materi yang dianggap sulit. Mengadakan Try Out secara berkala. Memberikan nilai. Mengevaluasi nilai tersebut dengan konsultasi. Ditambah lagi, memberikan tambahan informasi-informasi pendidikan yang mungkin di sekolah belum disampaikan.

Bimbel: Membantu Peran Orang Tua sebagai “Guru” di Rumah

Dengan bimbel, pekerjaan orang tua sebagai “guru” di rumah terbantu. PR atau tugas anak yang di luar kemampuan orang tua dapat diatasi dengan baik. Target pembelajaran rutin di rumah pun bisa terpenuhi. Kebiasaan bermain game yang terlalu lama pada si anak pun dapat dikurangi atau dikontrol.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pembakar Mimbar Masjid di Makassar, Motifnya Sakit Hati

Alhasil, kehidupan si anak pun seimbang. Ada mainnya, ada belajarnya, ada ibadahnya. Secara langsung atau tidak langsung, kebiasaan baik itu akan terbentuk sampai si anak dewasa nanti.

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cara Ampuh Merebus Ayam agar Empuk dan Tidak Bau Amis

Jumat, 3 Februari 2023 | 15:55 WIB

Malam Jumat dan Ritual Mistis si Orang Pintar

Kamis, 22 Desember 2022 | 21:01 WIB
X