Duh, Studi Beberkan Konsumsi Pemanis Buatan Berlebihan Bisa Bikin Otak Alami Penuaan Hingga 1,6 Tahun Lebih Cepat

photo author
- Jumat, 5 September 2025 | 21:33 WIB
Foto ilustrasi gula - konsumsi pemanis buatan yang bisa memengaruhi kesehatan.  ((Freepik/fabikasimf))
Foto ilustrasi gula - konsumsi pemanis buatan yang bisa memengaruhi kesehatan. ((Freepik/fabikasimf))


(KLIKANGGARAN) – Banyak orang mengganti gula dengan pemanis buatan karena dinilai lebih aman dan rendah kalori. Zat ini bisa berupa sintetis maupun turunan alami yang berfungsi memberi rasa manis pada makanan atau minuman.

Dibandingkan gula biasa, kandungan kalorinya lebih sedikit, bahkan ada yang tanpa kalori sama sekali.

Namun, sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Neurology menemukan adanya risiko tersembunyi dari pemanis rendah kalori tersebut.

Baca Juga: Misbakhun Dorong Tarif PPN Diturunkan Jadi 10 Persen, Klaim Ringankan Rakyat dan Dongkrak Produktivitas Sektor Riil

Meski sering dianggap sebagai pilihan sehat, studi ini menunjukkan bahwa konsumsi berlebih bisa berdampak buruk pada kesehatan otak, khususnya mempercepat penuaan kognitif.

Penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 12.700 orang dewasa selama delapan tahun ini menelusuri konsumsi berbagai jenis pemanis, termasuk aspartam, sakarin, asesulfam-K, eritritol, xilitol, sorbitol, hingga tagatosa.

Baca Juga: Inilah 6 Keputusan Hasil Rapat Pimpinan DPR dan Ketua Fraksi: Pemangkasan Tunjangan hingga Anggota Nonaktif Tanpa Hak

Produk dengan pemanis buatan umumnya terdapat pada makanan dan minuman yang dipasarkan sebagai ‘sehat’, seperti yoghurt, soda diet, air beraroma, maupun dessert rendah kalori.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa mereka yang mengonsumsi pemanis dalam jumlah tinggi—setara dengan satu porsi soda diet per hari—mengalami penurunan kognitif hingga 62 persen lebih cepat.

Baca Juga: Ternyata Segini Penghasilan Anggota DPR Setelah Pemangkasan, Tetap Kantongi Rp65,5 Juta Per Bulan

Dengan kata lain, penuaan otak terjadi sekitar 1,6 tahun lebih dini dibanding kondisi normal.

Meski bebas atau rendah kalori, pemanis buatan tetap bukan tanpa risiko. Karena itu, penting untuk bijak memilih konsumsi demi menjaga kesehatan jangka panjang.**

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X