Polisi itu mencari-cari orang yang menyebabkan lampu lalu lintas itu berubah. Hal itu membuat kemacetan dimana-mana. Doni benar-benar melakukan kesalahan yang fatal.
“Hentikan!” teriak polisi yang melihat kelakuan Doni.
“Kamu mengacaukan semua!” kata polisi sambil menangkap Doni.
Doni pun menyerah dan tak bisa berbuat apa-apa. Doni menyerahkan pensilnya kepada polisi. Ketika pensil warnanya disentuh tangan polisi, pensil warnanya menjadi roket dan terbang ke luar angkasa. Pensil warna lain juga menjadi roket dan terbang. Polisi itu kaget.
Akhirnya polisi melepaskan Doni karena nenek Doni datang ke kantor polisi untuk menjelaskan semuanya.
Doni pulang ke rumah dengan sedih. Pensil warna ajaib sudah hilang.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya Doni kepada Nenek.
Neneknya tak menjawab tapi langsung pergi ke dapur.
“Doni, kemari! Aku sudah memasak piza yang sangat enak!” teriak Nenek dari dapur.
Doni berlari ke dapur. Doni melihat sepiring piza buatan neneknya. Doni terharu atas apa yang dilakukan neneknya. Doni memeluk neneknya dan berterima kasih karena selalu ada untuknya.
Baca Juga: Cerpen Batu Cinta
Penulis: Aaron Indrajaya, SMP Bunda Mulia School
Artikel Terkait
CERPEN: Ketika Bila bertanya, 'Bu, Ayah Itu untuk Apa Sih?'
Cerpen Batu Cinta
CERPEN: Taman Langit
(Cerita Imajinasi) Ben dan Burung Ajaib
(Cerita Imajinasi) Anni, Salmon Bersayap