KLIKANGGARAN - Selamat malam, Pembaca. Selamat mengakhiri hari di altar mimpi. Puisi mengalun tak ingin bisu di pintu malam.
Masih memahat kalimat teman, jika hidup adalah puisi, maka kita adalah kata. Biarkan rimanya menukik mengukir kisah.
Esok entah bagaimana janganlah risaukan. Biarkan puisi merangkum dan menyesap racun duka. Semoga bahagia sellau bersama Anda.
Letakkan genangan duka pada puisi, biarkan hari berlalu indah.
kau terkam mimpi dari balik kesadaranku
kau bius sukmaku melemahkan seluruh kekuatan
kau bumi hanguskan kesendirian dengan sajian surgawi
dan di antara jeritan tengah malam kuterjaga
lalu mengerang mencarimu dalam kehampaan
Baca Juga: Luar Biasa An Seyoung, 3 kali masuk Final dan Juara, terbaru di BWF World Tour Finals 2021
kau lukakan mahkota cintaku
dengan kelembutan mencekik jiwa
kau remukkan tahta ketegaranku
dengan madu semanis tuba
kau reguk darah biruku
dengan alunan selembut kecapi membara
dan di sudut jeritan tengah malam aku kehilanganmu
aku melolong pedih bagai jentik kusam di tengah malam
ketenangan menjemukan temani menyisir jalan berdebu
aku mengerang tak ingin kesakitan
satukan diri dengan jeritan di tengah malam
suka citamu menerkam denting kenestapaan
kau tak pernah menatap pasrahku
kau melenggang pergi menepis jeritanku di tengah malam
Baca Juga: Cerbung Samudra Ingin Kembali
kini di antara jeritan memukau di tengah malam gulita
kumerayap menggapai pintu nun jauh di sana
tak akan kukenali lagi bayanganmu di tengah jeritan malam
tak akan kubiarkan lagi tubuhku tergelepar
menggenangi lautan asmara
Kit Rose|05062007
Mungkin teman Anda tertarik dengan puisi ini, mohon dibantu share kepadanya. Terima kasih sudah menjadi pembaca setia klikanggaran*