Di pelataran rindu pada serambi cintaku
melintas duhai Kanda Pangeran berkuda
gagah perkasa berhias senyum berselimut kabut malam
tak terlihat oleh siapa pun selain mata rinduku
Tumbuh di hati kian subur
senyum menawan Pangeran berkuda sedang bermanja
daun-daun cintaku bersemi penuhi ruang sunyi
perginya kembali tak akan menghapus setitik pun rasa
Duhai Kanda Pangeran berkuda
tatap matanya membara kian liat di taman hati
rengkuh hangatnya halau yang tak hendak
biarpun ia abai padaku dan terus memacu kudanya
Baca Juga: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Bagian Satu
Telah ia titipkan setetes darahnya padaku