“Keesokan harinya sepulang sekolah, mereka segera mulai latihan di rumah kakek Ahmad, di sana Bagas dan teman-teman berusaha untuk mempelajari apa yang kakek Ahmad ajar guna mempersiapkan tampil di festival seni budaya nanti. Bagas mendapat bagian menjadi dalangnya dalam pertunjukan wayang kulit.’
Kesenian tradisional ini masih tetap dilestarikan oleh kakek Ahmad demi menjaga kesenian budaya Indonesia ini, dan mengajarkan anak-anak sebagai penerus selanjutnya.
Tetapi, kesenian ini lambat laun semakin memudar, apalagi dengan masuknya budaya luar yang sangat menarik remaja zaman sekarang untuk mengikuti tren-tren kekinian.
Artikel ini ditulis oleh Eli Safitri (Mahasiswa Universitas Pamulang)
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.
Artikel Terkait
Mengenal Budaya Lama dalam "Novel Ronggeng Dukuh Paruk'' Karya Ahmad Tohari
Melihat Unsur Kebudayaan dalam Film Malam Para Jahanam: Antara Horor dan Budaya Jawa
Akulturasi Budaya Betawi dengan Cina Benteng dalam Cerpen "Rumah Kawin" Karya Zen Hae (Pendekatan Antropologi Sastra)
Menyelami Kehidupan Melalui Buih Sabun: Analisis Budaya Novel "Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring " Karya Andreas Kurniawan
Menelusuri Jejak Budaya Batak dalam Novel "Laskar Pelangi": Sebuah Kajian Antropologi Sastra