Akulturasi Budaya Betawi dengan Cina Benteng dalam Cerpen "Rumah Kawin" Karya Zen Hae (Pendekatan Antropologi Sastra)

photo author
- Kamis, 4 Juli 2024 | 09:20 WIB
Sampul kumpilan cerpen "Rumah Kawin (dok)
Sampul kumpilan cerpen "Rumah Kawin (dok)

KLIKANGGARAN -- Cerpen "Rumah Kawin" karya Zen Hae berlatar belakang tempat di daerah pinggiran bandara Soekarno-Hatta Kabupaten Tangerang.

Di daerah tersebut banyak bermukim orang Betawi serta keturunan Tionghoa yang sering juga disebut Cina Benteng.

Pada cerpen "Rumah Kawin" ini ditemukan adanya akulturasi budaya Betawi dengan Cina Benteng, dalam segi kesenian.

Menurut C.Kluckhon, dalam buku Antropologi Budaya (Arief:2021), kesenian merupakan salah satu dari unsur kebudayaan yang bersifat universal.

Unsur kesenian pada cerpen Rumah Kawin ini yaitu adanya ansambel musik tradisional Gambang Kromong, sebuah grup musik yang instrumennya terdiri dari alat musik Betawi dan Tionghoa.

Baca Juga: Pemda Lutra Keluarkan Edaran Larangan Bermain Game Daring di Lingkungan Sekolah

Dalam Gambang Kromong bukan hanya instrumennya saja yang bersatu padu, tetapi, para pemainnya juga merupakan campuran dari Orang Betawi dan Cina Benteng.

"Lagu Malam Terakhir baru saja berakhir dari mulut Gwat Nio dan Karna Suling" (Hal.47)

Kutipan di atas yang diambil dari cerpen Rumah Kawin, menunjukkan percampuran anggota ansambel Gambang Kromong. Gwat Nio merupakan nama dari keturunan Tionghoa, sedangkan Karna Suling, adalah nama orang Betawi yang diberi tambahan dibelakangnya, atau dalam budaya Betawi disebut 'nama poyokan'.

"Teh yan digesek, disusul gambang, kecrek, kendang, gong, dan suling. Susul-menyusul. Jalin-menjalin. Gwat Nio melantunkan suaranya yang garing melengking seperti suara burung titutit" (Hal.56)

Pada kutipan kedua ini, dijelaskan nama-nama alat musik dari ansambel Gambang Kromong.

Teh yan merupakan alat musik gesek tradisional berdawai yang berasal dari Cina, sedangkan gambang, kecrek, kendang, gong, dan suling adalah alat musik tradisional yang bisa dipakai oleh Orang Betawi.

Perpaduan alat-alat musik Cina dengan Betawi, yang juga dimainkan oleh keturunan Tinghoa dan Orang Betawi benar-benar melahirkan sebuah akulturasi budaya yang menarik. Zen Hae dalam cerpennya benar-benar mengajak kita masuk mengenal budaya Betawi dan Cina Benteng yang bersatu menjadi harmoni.

Baca Juga: Atas Putusnya Hubungan Ayu Ting Ting dan Lettu Fardhana, Nikita Mirzani Ungkap Siapa yang Salah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Resensi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X