KLIKANGGARAN -- Halo klikers, tahukah anda kesenian tradisional yang di jalankan oleh seorang dalang dalam memerankan kesenian ini? Ya, kesenian ini sudah dilestarikan sejak lama di pulau jawa, khususnya Jawa Timur, Seni tradisional ini adalah wayang kulit.
Kali ini kita akan mengulik lebih dalam kesenian wayang kulit yang masih dilakukan di daerah Jawa Timur, dan mengulik lebih dalam dari cerpen "Menjadi Seorang Dalang" karya Nabilla Shafira.
Cerpen ini mengangkat kisah seorang anak yang sangat tekun sekali dalam mempelajari perwayangan, khususnya menjadi seorang dalang yang hebat.
Wayang kulit sendiri adalah seni budaya tradisional Indonesia, yang akan warna dan penuh makna. Seni ini mengambungkan seni pertunjukan, cerita epic, menarik, musik, dan unsur-unsur spiritual dalam kesatuan yang mengagumkan.
Baca Juga: Sinopsis My Sweet Mobster Episode 8: Seo Ji Hwan Menjauhi Eun Ha, Kenapa ya?
Sejarah wayang kulit di Indonesia sudah sangat lama sekali dari seribu tahun yang lalu. Seni ini juga memiliki pencampuran antara budaya Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia pada masa lampau. Dan wayang kulit sendiri memiliki beberapa ciri khas daerah berbagai daerah.
Contoh jenis-jenis wayang kulit:
1. Wayang kulit jawa
Wayang kulit ini sangat terkenal dibandingan wayang kulit lainnya karena menghadirkan cerita-cerita epik seperti Ramayana dan Mahabharata
2. Wayang kulit sunda
Berawal dari Jawa Barat, lebih condong cerita local dan mitilogi sunda.
3. Wayang kulit Bali
Biasa disebut juga “wayang kulit purwa” menghadirkan cerita Hindu epic seperti Ramayana
4. Wayang kulit Lombok
Biasa disebut “ wayang kulit sasak” menghadirkan cerita yang berhubungan dengan budaya sasak
Selain itu, dalam dunia pewayangan sangat diperlukannya seorang Dalang yang dapat menjalankan sebuah cerita dalam pewayangan, Dalang sendiri adalah seseorang yang mempunyai keahlian khusus dalam memainkan wayang.
Seperti yang dilakukan oleh Bagas dan teman-temannya demi bisa mengikuti festival budaya, mereka rela berlatih wayang kulit bersama seorang dalang hebat yang masih hidup dan masih menekuni profesinya hingga sekarang yaitu kakek Ahmad.
Bagas dan teman-temannya sangat antusias bisa tetap melestarikan budaya ini. Dan Bagas sendiri sangat berkeinginan menjadi seorang dalang yang hebat. Ia selalu belajar bersama kakek ahmad demi melestarikan budaya tradisional ini.
Berikut kutipannya:
Artikel Terkait
Mengenal Budaya Lama dalam "Novel Ronggeng Dukuh Paruk'' Karya Ahmad Tohari
Melihat Unsur Kebudayaan dalam Film Malam Para Jahanam: Antara Horor dan Budaya Jawa
Akulturasi Budaya Betawi dengan Cina Benteng dalam Cerpen "Rumah Kawin" Karya Zen Hae (Pendekatan Antropologi Sastra)
Menyelami Kehidupan Melalui Buih Sabun: Analisis Budaya Novel "Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring " Karya Andreas Kurniawan
Menelusuri Jejak Budaya Batak dalam Novel "Laskar Pelangi": Sebuah Kajian Antropologi Sastra