Menyelami Kehidupan Melalui Buih Sabun: Analisis Budaya Novel "Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring " Karya Andreas Kurniawan

photo author
- Kamis, 4 Juli 2024 | 19:51 WIB
Cover Novel Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring (Klikanggaran/Amoury Juline Wardoyo)
Cover Novel Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring (Klikanggaran/Amoury Juline Wardoyo)

KLIKANGGARAN -- Novel Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring karya Dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ, menawarkan sebuah kisah yang menggugah tentang bagaimana seorang pria menghadapi duka dan trauma melalui aktivitas sehari-hari yang sederhana: mencuci piring.

Dalam artikel ini, kita akan menganalisis dan mereview unsur budaya yang terkandung dalam novel Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring melalui pendekatan antropologi sastra, yang mencakup tujuh unsur kebudayaan utama.

Tujuh unsur kebudayaan ini memberikan kerangka teori yang komprehensif untuk memahami bagaimana budaya membentuk perilaku dan makna dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, sistem religi dan kepercayaan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat menekankan pentingnya ritual dan praktik keagamaan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia (Koentjaraningrat, 2002).

Baca Juga: Imam Senen: Pengabdianku Untuk Kota Lubuklinggau

Kedua, sistem sosial menurut Koentjaraningrat juga mencakup struktur sosial dan peran-peran yang dimainkan oleh individu dalam masyarakat, serta bagaimana interaksi sosial dan dukungan komunitas penting dalam menghadapi krisis (Koentjaraningrat, 2009).

Ketiga, sistem pengetahuan dapat dilihat melalui pandangan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pentingnya pendidikan dan pengetahuan dalam membentuk karakter individu serta bagaimana aktivitas sederhana dapat memberikan pelajaran hidup yang berharga (Dewantara, 1977).

Keempat, sistem bahasa menurut Alwi Hasan menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang mengandung nilai-nilai budaya dan dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan serta pengalaman manusia secara mendalam (Hasan, 2009).

Kelima, sistem ekonomi menurut Emil Salim menyoroti pentingnya kesederhanaan dan kehidupan yang tidak materialistis sebagai sumber kebahagiaan dan kesejahteraan (Salim, 1981).

Baca Juga: Terbukti Lakukan Asusila di Belanda, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dipecat!

Keenam, sistem teknologi menurut Mochtar Lubis mencerminkan penggunaan teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku masyarakat (Lubis, 1984).

Terakhir, sistem kesenian menurut Umar Kayam menunjukkan bagaimana seni dan ekspresi budaya sehari-hari mencerminkan dan memperkaya pengalaman hidup manusia (Kayam, 1981).

Dengan menggunakan kerangka teori ini, kita akan menyelami berbagai aspek budaya yang dihadirkan dalam novel "Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring," dan bagaimana setiap unsur budaya tersebut berkontribusi pada narasi yang kaya dan bermakna.

Sinopsis Singkat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Resensi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X