3. Mak Tuo
Dalam tradisi Minangkabau, terdapat beberapa panggilan nama anggota keluarga. Salah satunya adalah Mak Tuo. Mak Tuo merupakan sapaan untuk kakak perempuan dari Ibu. Dalam novel Ingkar karya Boy Candra terdapat penggunaan kata Mak Tuo, sebagai berikut:
“Baru sampai juga, Mak Tuo,” sahut Asril. (Ingkar:82)
Pada kutipan di atas, Mak Tuo ini merupakan saudara perempuan ibu Airin yang paling tua. Airin, Asril, dan Livka bersikap hormat dan santun kepada Mak Tuo yang bisa dilihat ketika mereka mencium tangan Mak Tuo secara bergantian. Ini merupakan salah satu lokalitas budaya Minangkabau yang disebutkan oleh penulis dalam novel Ingkar.
4. Anak daro
Dalam tradisi pernikahan adat Minangkabau dikenal “Anak daro” yang merupakan pengantin perempuan. Loyalitas Minangkabau kembali disebutkan dalam isi cerita novel Ingkar, seperti pada kutipan berikut:
“Iya, Mak Tuo. Kami ke dalam dulu. Mau melihat anak daro,” ucap Arini, menyampaikan mereka ingin melihat penganti perempuan di dalam. (Ingkar:83)
Pada kutipan di atas penulis mengangkat lokalitas Minangkabau mengenai istilah yang digunakan sebagai nama panggilan untuk pengantin perempuan pada acara baralek.
5. Sunting emas
Sunting emas merupakan perhiasan kepala bertingkat berwarna keemasan yang digunakan pengantin perempuan (anak daro) di Sumatera Barat dalam acara baralek. Pada kutipan di bawah ini terdapat kutipan mengenai sunting emas.
“Sunting emas besar terpasang di kepalanya.” (Ingkar:83)
Sunting yang digunakan oleh anak daro ini menandakan bahwa perempuan sudah tidak lagi berada di masa remajanya. Pengantin wanita tampak bahagia dan kecantikannya terpancar ketika menggunakan sunting emas ini.
6. Rebab
Rebab merupakan alat musik gesek khas Minangkabau yang dipertunjukan pada acara tertentu seperti pernikahan. Lokalitas berupa alat musik tradisional khas Sumatera Barat ini disebutkan dalam kutipan berikut.
“Mereka memperhatikan pedendang rebab-alat musik gesek menyerupai biola-yang terlihat serius menghibur tamu undangan.” (Ingkar:85)
Artikel Terkait
Konflik Internal dalam novel 'Sang Penandai' Karya Tere Liye: Telaah Psikoanalisis Sigmund Freud
Technofeudalism: Makhluk Seperti Apa Itu?
Contoh Resensi Novel remaja: Soca Sobhita, Sang Penulis Cilik Buku Aku, Meps, dan Beps
Analisis Nilai Antropologi dalam Novel 'Negeri 5 Menara' karya Ahmad Fuadi: Aspek Kehidupan Sosial, Budaya, dan Agama di Pesantren
Memahami Kekuatan Ekspresif dalam Novel 'Sepotong Senja untuk Pacarku' karya Seno Gumira Ajidarma: Melibatkan Emosi Pembaca
Mengungkap Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel 'Ayat-Ayat Cinta' Karya Habiburrahman El-Shirazy dalam Perspektif Psikoanalisis Freud
Membongkar Simbol: Analisis Semiotika dalam Novel ‘Pulang’ karya Leila S. Chudori
Analisis Novel 'Bumi Manusia' Karya Pramoedya Ananta Toer: Perspektif Sosiologis