KLIKANGGARAN -- Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy menjadi salah satu karya sastra populer yang mengangkat tema cinta dan agama.
Dalam novel Ayat-Ayat Cinta ini, Habiburrahman El-Shirazy berhasil menggambarkan kompleksitas hubungan antara cinta dan kewajiban agama melalui konflik batin tokoh utama, Fahri.
Dalam menganalisis novel Ayat-Ayat Cinta ini, kita dapat menggunakan teori psikoanalisis Freud untuk memahami konflik batin yang dialami oleh Fahri dalam memilih antara cinta dan kewajiban agama atau moral.
Teori Freud membagi struktur kepribadian manusia menjadi tiga bagian, yaitu id, ego, dan superego.
Baca Juga: Strategi Investasi Kripto 2024: Cara Memaksimalkan Keuntungan Anda Sekarang
Id merupakan bagian dari kepribadian yang berhubungan dengan dorongan-dorongan naluriah dan kepuasan pribadi tanpa mempertimbangkan akibatnya.
Ego adalah bagian yang berhubungan dengan realitas dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan individu dengan cara yang sesuai dengan norma dan realitas.
Sedangkan superego adalah bagian yang menginternalisasi aturan-aturan dan norma-norma masyarakat.
Fahri, sebagai tokoh utama dalam novel Ayat-ayat Cinta, mengalami konflik antara keinginan pribadinya (id) dan kewajiban agama serta moral (superego).
Sebagai seorang mahasiswa Indonesia di Mesir, Fahri jatuh cinta pada Aisha, seorang wanita Mesir yang cantik dan cerdas.
Namun, sebagai seorang Muslim yang taat, Fahri merasa terbebani oleh kewajiban agama dan moralnya yang mengharuskannya untuk menjaga batasan-batasan dalam hubungan dengan lawan jenis.
Baca Juga: Inilah Sosok Rodhial Huda, Wabup Natuna Sebut Sang Ayah Mirip Rizieq Shihab, Siapa Sebenarnya?
Dalam novel ini, kita dapat melihat konflik batin Fahri antara dorongan naluriahnya untuk mencintai Aisha (id) dengan kewajiban agama dan moralnya sebagai seorang Muslim (superego).
Fahri berusaha untuk mempertahankan ego-nya di antara konflik yang ada. Dia berusaha untuk menemukan keseimbangan antara keinginan pribadinya dan kewajiban agamanya.
Artikel Terkait
Technofeudalism: Makhluk Seperti Apa Itu?
Melampaui Realita: Kritik Terhadap Kearifan dalam "Cerpen Interaksi Manusia dengan Alam"
Contoh Resensi Novel remaja: Soca Sobhita, Sang Penulis Cilik Buku Aku, Meps, dan Beps
Analisis Nilai Antropologi dalam Novel 'Negeri 5 Menara' karya Ahmad Fuadi: Aspek Kehidupan Sosial, Budaya, dan Agama di Pesantren
Memahami Kekuatan Ekspresif dalam Novel 'Sepotong Senja untuk Pacarku' karya Seno Gumira Ajidarma: Melibatkan Emosi Pembaca