Resensi novel remaja merupakan salah satu dari kegiatan membaca dan menulis dalam sebuah pembelajaran Bahasa Indonesia SMP.
Memilih novel remaja yang cocok untuk diresensi anak SMP pun perlu dengan ketelitian karena novel yang digunakan untuk siswa harus dipenuhi dengan nilai moral.
Berikut contoh Resensi Novel Remaja berjudul Aku, Meps, dan Beps karya Soca Sobhita yang merupakan penulis cilik.
Baca Juga: Menggali Feminisme Liberal Dalam Novel My Little Husband karya Zahrani Salsabila
Soca Sobhita, Sang Penulis Cilik Buku Aku, Meps, dan Beps
Oleh Cale D (Siswa SMP Bunda Mulia School)
Buku cerita singkat ini merupakan karya kerjasama antara ibu dan anaknya yaitu Reda Gaudiamo, sang ibu dan Soca Sobhita, sang anak dimana berawal dari kesukaan Soca untuk bercerita mengenai segala isi pikiran, isi hatinya dari pengalaman sehari-seharinya kepada ayah dan ibunya, dan sang ibu mulai menuliskan semua yang diceritakan Soca di komputernya dan dijadikan sebagai dokumentasi, kadang Soca pun menulis sendiri di komputer tentang pengalaman-pengalamannya dan isi hatinya seperti sebuah diary. Hal ini terjadi selama bertahun-tahun hingga Soca hampir tamat SD. Tulisan Soca pun dikirim ke Cecilia hidayat untuk digambar dan naskahnya dikirimkan ke POST, toko buku di pasar Santa dan ternyata menjadi terbitan pertama buku POST Press.
Baca Juga: Kebebasan Perempuan dalam Novel ‘Perempuan Berkalung Sorban’ Karya Abidah El Khalieqy
Soca merupakan anak perempuan yang sangat ceria, aktif, juga kreatif. Soca memiliki panggilan yang unik untuk ibu dan ayahnya yaitu Meps (ibu) dan Beps (ayah). Soca adalah anak tunggal, ibunya pekerja kantoran sedangkan ayahnya seorang seniman dan pengrajin yang pandai membuat furniture. Soca memiliki banyak teman hingga nyamuk, semut juga bisa menjadi temannya, tapi teman favoritnya adalah Cathy Miaw, boneka kucingnya. Soca memiliki anjing yang nakal bernama Doyan dan Baba. Doyan suka menggigit berbagi benda hingga Cathy Miaw pun pernah digigitnya hingga pitanya lepas, membuat Soca sedih. Baba kakanya Doyan yang suka berlari hingga lari keluar rumah. Selain itu, Soca juga punya 2 ekor ayam yang bernama Kuku dan Ruyu, yang suka berkokok jam 3 pagi sehingga membuat Meps tidak bisa tidur.
Suatu hari, Soca harus pindah sekolah yang menurutnya jauh sekali dari rumahnya, yang dia kurang suka karena PRnya banyak, juga bukunya banyak. Selain itu Soca tidak mempunyai teman di sekolah barunya, tapi pada akhirnya Soca memiliki teman baru yang bernama Silke. Soca juga memiliki banyak cita-cita seperti menjadi seperti Beps yang bekerja di rumah, seperti Meps yang jalan-jalan keliling dunia, mau buat mal sendiri hingga memiliki toko buku, tapi Soca tidak mau menjadi tentara, atau penyanyi, dia berpikir mungkin jadi seperti Beps tukang kayu lebih baik dan bila malam hari dia bisa berubah menjadi ninja.
Tokoh-tokoh dalam cerita ini adalah Soca, yang mempunyai watak yang ceria dan aktif, tapi Soca kadang malas mengerjakan PR dan belajar. Hobinya adalah bermain dan membaca buku. Meps memiliki watak seorang ibu yang baik, suka ngobrol, suka bercanda dan murah hati, kadang-kadang sabar, tetapi kadang-kadang galak dan suka marah-marah, sedangkan Beps memiliki watak seorang ayah yang sabar sekali, jarang marah, dan kreatif, tetapi agak pelupa. Selain itu ada Aniska dan Shinta yang adalah teman-teman Soca di TK Cemerlang. Nyamuka dan Nyamuki anak nyamuk di rumah Soca. Semuta dan Semuti semut-semut di rumah Soca. Cathy Miaw yang merupakan boneka kesayangan Soca. Doyan, Baba, dan Molly adalah anjing-anjing di rumah Soca. Tante Ise yang sebelumnya pemilik dari Doyan dan Baba sebelum di kasih ke Opa Soca.Lalu ada Si Opa, yang merupakan opanya Soca. Om Eri, omnya Soca. Suster Christina, Suster sekolah Soca. Silke, teman sekolah baru Soca. Kuku, Ruyu, Pika, dan Piki, semuanya ayam-ayam di rumah Soca. Om Eko, saudaranya Beps yang memberikan Kuku dan Ruyu. Om Dodot, yang dikasih Kuku dan Ruyu oleh Beps karena terlalu berisik membuat Meps tidak bisa tidur. Fluff, mobil kuno Soca yang tidak memiliki Ac. Dan terakhir ada Ibu-ibu cantik, yaitu mama teman-temannya Soca di sekolah barunya yang suka ngobrol dan kadang berjualan. Latar dalam cerita ini adalah sebagian besar ada di rumah Soca dan sekolah Soca, juga tempat-tempat yang dikunjungi Soca. Novel ini memiliki kelebihan cerita yang menarik juga lucu dan ringan sehingga membuat pembaca tidak bosan membacanya. Kekurangan novel tersebut adalah cerita yang terlalu singkat dan tidak memiliki alur yang jelas, juga tidak begitu jelas pesan moral dari cerita ini.
Baca Juga: Feminisme Liberal Melalui Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan
Menurut saya isi cerita di novel ini merupakan cerita yang menarik untuk dibaca karena isinya yang sangat ringan tapi sangat lucu dan menghibur sehingga sangat cocok untuk dijadikan bacaan yang bagus untuk anak-anak. Bila para orang tua ingin memperkenalkan bacaan yang menarik untuk anak-anaknya, maka buku ini bisa dijadikan bacaan yang saya sarankan, karena selain saya sangat menikmati dalam membacanya, pengalaman-pengalaman dan isi pikiran Soca disampaikan dengan gaya bahasa yang ringan, lucu, seperti menggambarkan isi hati kebanyakan anak-anak. Selain itu keluarga Soca, teman-teman juga binatang-binatang yang unik juga membuat tidak membosankan untuk dibaca, maka apabila orang tua ingin mulai membiasakan anak mereka membaca buku bahasa yang membuat mereka melupakan sejenak game di HP dan laptopnya, maka belilah buku ini buat mereka. Saya rasa ini akan menjadi salah satu buku favorit mereka.Selamat membaca!.
Artikel Terkait
Telaah Novel ‘Hati Suhita’ Karya Khilma Anis melalui Pendekatan Feminisme Liberal: Memecahkan Stereotip Gender dalam Sastra
Pemberontakan Perempuan Terhadap Budaya Patriarki Menyajikan Unsur Feminisme dalam Novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam
Feminisme Liberal Melalui Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan
Menuju Kesetaraan: Analisis Feminisme dalam Novel 'Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam' dengan Pendekatan Teori Marxisme