KLIKANGGARAN-- Novel "Cantik Itu Luka" karya Eka Kurniawan menghadirkan berbagai aspek feminisme yang menarik untuk dikaji. Berikut adalah beberapa poin penting
Novel ini menunjukkan bagaimana perempuan tersubordinasi dalam berbagai aspek kehidupan. Dewi Ayu, sebagai tokoh utama, dipaksa menjadi pelacur oleh ayah tirinya. Kehidupannya diwarnai dengan kekerasan dan eksploitasi. Perempuan lain seperti Surti Anandari dan Hana juga mengalami penindasan dan pelecehan seksual.
Novel ini menggambarkan stereotip gender yang melekat pada perempuan. Perempuan digambarkan sebagai objek seksual dan subordinat laki-laki. Dewi Ayu diharapkan untuk menjadi pelacur yang cantik dan patuh. Hana dikekang oleh tradisi dan norma sosial yang membatasi pergerakannya.
Kekerasan fisik dan psikis terhadap perempuan merupakan tema yang menonjol dalam novel ini. Dewi Ayu mengalami berbagai bentuk kekerasan, seperti pemukulan, pelecehan seksual, dan perbudakan. Kekerasan ini menunjukkan bagaimana perempuan diposisikan sebagai pihak yang lemah dan tidak berdaya.
Meskipun mengalami penindasan, beberapa tokoh perempuan dalam novel ini menunjukkan keberanian dan perlawanan. Dewi Ayu melarikan diri dari rumah bordil dan berusaha untuk hidup mandiri. Hana berani melawan tradisi dan norma sosial yang mengekangnya. Keberanian dan resistensi ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk melawan penindasan.
Novel ini secara implisit mengkritik sistem patriarki yang mendominasi masyarakat. Sistem patriarki menempatkan laki-laki pada posisi superior dan perempuan pada posisi inferior. Novel ini menunjukkan bagaimana sistem patriarki menyebabkan berbagai bentuk penindasan terhadap perempuan.
Artikel Terkait
Unpam Jobfair 2023 Selesai: Ketua Yayasan Sasmita Jaya Mencanangkan Mahasiswa dan Lulusan Unpam Buka Lowongan Pekerjaan Bukan Mencari Pekerjaan
Inilah Tujuan Prodi Sastra Indonesia Unpam Adakan FGD dengan Sastra UNY !!
Kuatkan Kurikulum BIPA, Program Studi Sastra Indonesia UNPAM Melakukan Studi Banding ke INCULS UGM