Unsur Intrinsik Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala: Perpaduan Tragedi dan Romantisme dalam Pergerakan Kemerdekaan

KLIKANGGARAN -- Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala merupakan sebuah karya yang menghadirkan perpaduan tragedi dan romantisme dalam konteks pergerakan pabrik kretek di awal kemerdekaan Republik Indonesia.

Melalui tulisan ini, kita akan mengeksplorasi unsur intrinsik dan pesan yang disampaikan dalam novel.

Salah satu tema utama yang diangkat dalam Gadis Kretek adalah perjuangan perempuan.

Cerita ini menggambarkan kekuatan seorang perempuan, seperti Jeng Yah, yang mampu mengembangkan bisnis rokok, sebuah industri yang sebelumnya didominasi oleh laki-laki.

Melalui karakter-karakter perempuan yang kuat, novel ini mengangkat isu-isu kesetaraan gender dan peran perempuan dalam masyarakat.

Baca Juga: Empat Prodi di UMP Raih Akreditasi Internasional dari FIBAA

Sudut pandang dalam novel Gadis Kretek menggunakan sudut pandang eksternal, yang diterangkan dalam kata ganti orang ketiga. Sudut pandang ini membantu memperjelas pergerakan karakter-karakter dalam cerita.

Tokoh-tokoh di novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala memiliki sifat yang beragam, dari tokoh utama hingga tokoh bawahan.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Lebas, Soeradja (Romo), Idroes Moeria, Soedjagad, Roemasia, Dasiyah (Jeng Yah), Pak Trisno, Lebas, dan Tegar.

Tokoh-tokoh ini memiliki peran penting dalam cerita, menyusun konflik dan mendorong plot berjalan.

Semua konflik yang terjadi dalam cerita ini bermuara pada satu hal, yaitu persaingan dalam industri kretek.

Persaingan antara pabrik-pabrik kretek, perjuangan untuk mempertahankan eksistensi dan keunggulan, serta intrik-intrik bisnis menjadi pusat dari plot cerita.

Hal ini menciptakan ketegangan yang mempertahankan minat pembaca sepanjang cerita.

Baca Juga: Innalillahi, Sosok Ade Paloh Vokalis Band 'Sore' Meninggal Dunia Karena Sakit, Ini Profilnya