KLIKANGGARAN -- Mungkin sebagian orang masih awam mendengar kata "cetik" Namun, tidak dengan Masyarakat Bali.
Apasih cetik itu? Menurut masyarakat Bali, cetik adalah racun atau guna-guna tradisional Bali yang ada sejak ratusan tahun yang lalu. Keberadaan cetik juga sudah terbukti dengan adanya lontar yang mengungkapkan bahayanya cetik ini.
Bagi masyarakat Bali, bentuk cetik ini ada berbagai macam, salah satunya yang akan kita bahas adalah cetik Badung. Cetik Badung merupakan salah satu jenis cetik yang menggunakan air mayat yang sudah membusuk. lalu air tersebut dicampurkan kedalam air minum untuk para korbannya dan dibacakan mantra.
Meski begitu, tradisi membuat cetik ini masih sering dilakukan oleh sebagian Masyarakat Bali. dan masih menjadi Fenomena yang masih sering dijumpai di masyarakat Bali.
Ketakutan masyarakat Bali terhadap cetik sering dikaitkan dengan penyakit niskala atau penyakit batin. Apalagi pembuatan cetik ini bisa menggunakan bahan sekala (tersedia) atau niskala (batin).
Baca Juga: FASI 2023 Tingkat Kabupaten Luwu Utara Digelar Tiga Hari, Mempertandingkan 14 Cabang Lomba
Nah, kepercayaan tersebut membuat Masyarakat Bali kerap kebingungan saat ada anggota keluarga atau kerabat yang terkena cetik. Menurut Balian (Dukun) Cetik ini biasanya menggunakan mantar khusus untuk cara kerjanya.
Seperti dalam cerpen “Cetik Badung” karya Choirul Rosi, kita akan membahas salah satu jenis cetik, yaitu “Cetik Badung”. dalam cerpen ini. Penulis membahas bagaimana sih cetik ini berkembang dan bekerja sesuai dengan anjuran dari Balian?
Kepercayaan masyarakat Bali dalam cerpen “Cetik Badung” ini juga menarik untuk dibicarakan, karena cetik merupakan salah satu racun khas Bali. Mengenal Kepercayaan Masyarakat Bali dalam cerpen “Cetik Badung” merupakan salah satu unsur Antropologi Sastra diantaranya:
Kepercayaan Cetik adalah Racun yang Mematikan
Disebutkan bahwa tokoh Ni Luh adalah seorang janda cantik yang bekerja di salah satu rumah sakit di daerah Bali. Ni Luh merupakan tokoh yang mengirimkan Cetik Badung ini kepada teman kerjanya sendiri, yaitu Anak Agung Ayu Maharani yang merupakan orang yang selalu menggunjing dan mencomooh Ni Luh.
Air dari Mayat yang Membusuk merupakan Salah satu syarat untuk cara Cetik Badung Bekerja
Setelah Ni Luh mendapatkan cara dan mantra, Ni Luh sejenak berpikir bagaimana cara mendapatkan air dari mayat yang membusuk? Seminggu kemudian Ni Luh mencium bau tidak sedap di kamar mayat kulkas nomor 7 itu, setelah dilihat bau busuk itu ternyata berasal dari mayat yang sudah membusuk. Ni Luh langsung berpikir bahwa Cetik nya kali ini akan berhasil.
Setelah 5 hari, Ni Luh mendengar kabar bahwa Anak Agung Ayu Maharani telah meninggal dunia, Ni Luh bertanya apakah kondisi meninggalnya Anak Agung Ayu Maharani seperti yang dikatakan Balian itu? Matanya merah semerah darah. Dan, ya benar Anak Agung Ayu Maharani meninggal dengan kondisi mengenaskan seperti itu.
Kepercayaan kepada Dewa
Artikel Terkait
Memetik Nilai Moral dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El-Shirazy
Melacak Nilai-Nilai Religius Dalam Novel Gadis Kretek Melalui Antropologi Sastra, Apa saja?
Oknum Pejabat yang Licik Ada Pada Novel Lupa Endonesa karangan Sujiwo Tejo
Man Jadda Wajada, Kalimat Ajaib Alif dalam Meraih Mimpinya di Pondok dalam Novel Negeri 5 Menara
Dee Lestari Mengajak Kita Berpetualang untuk Mencari Makna Kehidupan dalam Dunia Imajinasi di Novel Perahu Kertas
Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah: Temukan Arti Natal yang sesungguhnya dari Novel Karangan Tere Liye
Cerpen Ikan Kaleng: Tantangan dan Solusi dalam Menghadapi Perbedaan Budaya dan Kebutuhan Pendidikan di Jayapura
Ranah 3 Warna: Tak Ada Air Mata yang Harus Keluar Meskipun Rasa Haru Juga Ada