Ranah 3 Warna: Tak Ada Air Mata yang Harus Keluar Meskipun Rasa Haru Juga Ada

photo author
- Senin, 18 Desember 2023 | 15:05 WIB
Ilustrasi (dok)
Ilustrasi (dok)

KLIKANGGARAN -- Film Ranah 3 Warna merupakan alih wahana dari novel karya Ahmad Fuadi. Hal yang lazim dari novel berubah menjadi sebuah film.

Film Ranah 3 Warna ini mengisahkan tentang tiga tokoh utama, yaitu Alif Fikri (diperankan oleh Arbani Yasiz), Randai (diperankan oleh Teuku Rassya), dan Raisa (diperankan oleh Amanda Rawles).

Dalam film Ranah 3 Warna ini, Alif dan Randai mereka teman baik yang berasal dari kampung yang sama dan sering terlibat dalam persaingan yang tidak langsung, karena Alif tidak merasa perlu bersaing dengan sahabatnya tersebut.

Alif, yang sejak kecil menginginkan untuk diterima kuliah di ITB, akhirnya harus menerima kenyataan bahwa Randai, temannya, berhasil masuk ke kampus impian itu. Sekarang, Alif sedang menempuh pendidikan di UNPAD, sebuah universitas terkemuka di Kota Bandung.

Baca Juga: FASI 2023 Tingkat Kabupaten Luwu Utara Digelar Tiga Hari, Mempertandingkan 14 Cabang Lomba

Walaupun Alif merasa sedikit menyesal karena gagal diterima di ITB, nasib membawanya ke UNPAD di mana ia bertemu dengan Raisa yang nantinya akan menjadi cinta sejatinya.

Dalam perjalanan yang penuh tantangan, Alif dihadapkan dengan berbagai masalah dan ujian agar dapat meraih cita-citanya.

Seringkali dia menerima perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman dan orang terdekatnya. Sampai ia sering dianggap rendah, dihina, bahkan diabaikan.

Namun, meskipun menghadapi segala tantangan dengan keyakinan yang kuat pada prinsip hidupnya, yaitu "man shabara zhafira" yang berarti bahwa kesabaran akan membawa keberuntungan, orang tersebut tetap bersemangat dalam menghadapi segala hal.

Baca Juga: Universitas Pamulang Gelar Wisuda ke-103 Sekaligus Pengukuhan Guru Besar Bidang Hukum Perdata

Alif berhasil memperoleh peluang untuk berangkat ke luar negeri melalui program pertukaran pelajar ke Kanada, walaupun sebenarnya dia lebih memimpikan pergi ke Amerika.

Film ini menginspirasi dengan jalan ceritanya yang menggambarkan perjuangan Alif dalam menjaga kesabaran di tengah masalah yang beragam. Alif juga harus menghadapi berbagai situasi yang sangat tidak menyenangkan.

Budaya suku Minangkabau sebagai latar tempat menguatkan paradigma bahwa ilmu agama berkembang pesat di tanah Sumatera. Sejalan dengan itu, bahasa yang digunakan dalam Film juga menunjukkan penggunaan bahasa Minang yang kuat.

Film ini tidak hanya menunjukkan berbagai latar belakang para pemain yang mewakili keberagaman Indonesia, tetapi juga mengangkat persoalan yang penting, yaitu krisis usia perempat abad yang dialami oleh generasi Z saat ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Resensi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X