Oknum Pejabat yang Licik Ada Pada Novel Lupa Endonesa karangan Sujiwo Tejo

photo author
- Sabtu, 16 Desember 2023 | 22:03 WIB
Novel Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo (Penerbit Bentang Budaya)
Novel Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo (Penerbit Bentang Budaya)

KLIKANGGARAN -- Novel Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo bukan sekadar fiksi satir biasa. Di balik kelucuan dan kegetirannya, tersimpan kritik sosial tajam yang mengusik pembaca untuk merenungkan kembali identitas Indonesia yang acap kali terlupakan.

Dari kacamata sosiologi, novel ini menawarkan beragam perspektif menarik untuk dibedah.

Oknum pejabat digambarkan sebagai sosok licik yang dengan mudahnya menggelembungkan harta dan kekuasaan. Sujiwo Tejo tak segan-segan menyebut mereka sebagai "para bandit berdasi" yang menjarah uang negara dan mempermainkan nasib rakyat.

Novel ini menyuarakan keprihatinan terhadap budaya korupsi yang mengakar dan implikasinya bagi terhambatnya pembangunan dan keadilan sosial.

Baca Juga: Fajar/Rian Gagal ke Final BWF World Tour Finals 2023, Unggul Head to Head dengan LIANG Wei Keng/WANG Chang , Apa Sebab Kalah di Semifinal?

Endonesa juga dihadapkan pada realita media yang kerap memanipulasi informasi dan mempromosikan gaya hidup konsumerisme yang tidak berkelanjutan. Novel ini mengkritik bagaimana media massa seringkali menjadi alat propaganda dan menciptakan ilusi kebahagiaan yang semu.

Masyarakat yang terjebak dalam pusaran konsumerisme digambarkan sebagai masyarakat yang kehilangan kesadaran kritis dan terasing dari diri sendiri.

Sujiwo Tejo menggunakan humor sebagai senjata ampuh untuk menyampaikan kritik sosialnya. Kelucuan yang absurd dan satire yang tajam dalam novel ini membuat pembaca tertawa sekaligus tersentak. Humor berfungsi sebagai mekanisme pertahanan sekaligus alat untuk mempertanyakan status quo dan membuka ruang bagi wacana kritis.

Baca Juga: MENYEDIHKAN, Tidak ada Wakil Indonesia di Partai Final BWF World Tour Finals 2023, Lebih Buruk dari Tahun 2022, Target PBSI Tak Tercapai

Dengan menggunakan kacamata sosiologi, pembaca dapat melihat Lupa Endonesa lebih dari sekadar fiksi satir. Novel ini menjadi cerminan yang kritis sekaligus penuh harapan terhadap masyarakat Indonesia.

Dengan mempertanyakan konstruksi identitas nasional, mengkritik elitisme, dan menggali kembali nilai-nilai yang terlupakan, Lupa Endonesa mengajak kita untuk membangun Indonesia yang lebih inklusif, adil, dan berakar pada budaya aslinya.

Ketimpangan sosial dan korupsi menjadi tema yang mencolok di sepanjang novel. Sujiwo Tejo secara gamblang menggambarkan bagaimana segelintir elit menikmati kekayaan dan kekuasaan, sementara sebagian besar rakyat hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan.

Baca Juga: Istri Habib Rizieq Wafat, Sebelumnya Dikabarkan Sakit

Ini menjadi tamparan bagi kita semua untuk introspeksi dan mengambil langkah nyata mengatasi kesenjangan dan menegakkan keadilan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X