Menguak Mitos Kebudayaan Jawa dalam Novel Delusi Karya Supaat L. Lathief

photo author
- Rabu, 6 Desember 2023 | 16:13 WIB
Gambar hanya ilustrasi (ETNIS)
Gambar hanya ilustrasi (ETNIS)


KLIKANGGARAN -- Novel Delusi karya Supaat I. Lathief menceritakan tentang pemahaman masyarakat Jawa terhadap mitos dan kepercayaan animisme dan dinamisme.

Novel Delusi mengungkapkan kebiasaan-kebiasaan masa lampau yang masih dilakukan yaitu sesajen desa. Sesajen adalah gambaran kepercayaan masyarakat Desa Woh terhadap kesakralan mitos tentang adanya danyang.

Dalam novel Delusi ini, sesajen merupakan media komunikasi masyarakat Desa Woh tentang seberapa besar penghormatan mereka terhadap roh para leluhur. Peristiwa tentang adanya sesajen ini dilakukan oleh orang-orang desa secara turun-temurun.

Contoh peristiwa atau kejadian tentang orang-orang desa yang menaruh sesajen berupa makanan dalam novel Delusi karya Supaat I. Lathief.

Baca Juga: Mencari Tumbal agar Tanahnya Subur, Tokoh Utama Hampir Mati di Film Aku Tahu Kapan Kamu Mati 2

Sebuah kejadian aneh dialami Madun. Hal ini terjadi karena Madun sering mengambil makanan dari sesajen tersebut. Tiba-tiba, tanpa sebab yang belum jelas, Madun sakit perut padahal sebelumnya Madun tidak pernah sakit perut.

Kejadian yang dialami oleh si Madun ini tergambar dalam kutipannya sebagai berikut.

Adanya roh-roh yang mendiami pohon-pohon dan batu besar dengan memberikan sesaji sudah menjadi kepercayaan para warga desa. Upacara yang berupa sesajen yang dilakukan oleh masyarakat desa ini sudah menjadi tradisi turun-temurun.

Masyarakat tidak berani untuk menyalahi aturan yang sudah ada sejak dulu. Masyarakat Desa Woh masih banyak yang berpandangan dan pemikiran yang masih awam, berpikirnya tidak rasional, tidak ada dasar yang jelas mengapa mereka melakukan hal-hal yang sekiranya aneh dan tidak masuk akal.

Baca Juga: Dongeng Klik 1, Putri Mini dan Pangeran Mana

Masyarakat berpikir seperti itu pada dasarnya kurangnya mengenyam pendidikan, sehingga kurang akan pengetahuan

Kejadian tersebut menimbulkan pro-kontra antara warga satu dengan warga lainnya. Kejadian atas hilangnya sesajen tersebut ada yang berpikir bahwa danyanglah yang memakannya, tetapi sebagian warga merasakan ada keanehan.

Sebelumnya pernah ada wabah di Desa Woh, namun setelah menggelar adat tarian jaranan, para warga mulai sembuh dari penyakit dan terhindar dari wabah.

Ketika panen yang dihasilkan warga sedikit, setelah adat tarian jaranan digelar, maka panen musim selanjutnya menjadi berlimpah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Resensi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X