Diplomasi Turki dan Rusia Membuat Para Pemimpin Eropa Ketar-Ketir

- Minggu, 7 Agustus 2022 | 07:29 WIB
Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan (Instagram/vladimir.putin_offical)
Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan (Instagram/vladimir.putin_offical)

KLIKANGGARAN -- Para pemimpin Uni Eropa “semakin khawatir” terhadap Turki, sekutu NATO dan calon anggota Uni Eropa, yang sedang memperdalam kerja samanya dengan Rusia, lansir Financial Times.

Kekahwatiran para pemimpin Eropa itu sangat beralasan sebab Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, baru-baru ini kembali dari Sochi berjanji untuk meningkatkan perdagangan setelah pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Financial Times menyebutkan dalam laporannya bahwa ada enam pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka "prihatin" tentang rencana Rusia dan Turki untuk bekerja sama dalam perdagangan dan energi.

Baca Juga: Bharada E Ajukan Diri sebagai Justice Collaborator, Apa Maksudnya? Begini Penjelasan Kuasa Hukumnya!

Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa Brussels sedang memantau hubungan antara Ankara dan Moskow “semakin dekat,” mengingat bagaimana Turki tampaknya “semakin” menjadi platform untuk perdagangan dengan Rusia.

Setelah pertemuan empat jam dengan Putin pada hari Jumat, Erdogan menyambut baik peran Rusia dalam membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Turki.

Kedua negara bertujuan untuk omset perdagangan bilateral sebesar $ 100 miliar, dan bekerja sama melawan terorisme dan menuju perdamaian di Libya dan Suriah.

Putin berjanji bahwa Rusia akan memasok Turki dengan minyak, gas, dan batu bara “tanpa gangguan apa pun,” setelah kedua pemimpin sepakat bahwa Ankara akan membayar sebagian dari gas ini dalam rubel.

Baca Juga: Inilah Penjelasan Kadiv Humas Polri Terkait Kabar Penangkapan Irjen Pol. Ferdy Sambo, Benarkah Resmi Ditahan?

Pejabat lain mengatakan kepada surat kabar itu bahwa perilaku Erdogan “sangat oportunistik,” menambahkan bahwa “kami berusaha membuat orang Turki memperhatikan kekhawatiran kami.”

Meskipun anggota NATO sejak 1952 dan pemohon Uni Eropa sejak 1987, Turki telah memutuskan hubungan dengan kedua blok pada beberapa kesempatan, yang terakhir karena konflik di Ukraina.

Erdogan telah menggambarkan diplomasinya dengan Kiev dan Moskow sebagai "seimbang," dan telah menolak untuk memberikan sanksi kepada Rusia atas operasi militernya. Turki adalah satu-satunya negara NATO yang tidak menjatuhkan hukuman seperti itu.

Baca Juga: Irjen Ferdy Sambo Dibawa ke Mako Brimob, Begini Tanggapan Menkopolhukam Mahfud MD!

Erdogan juga mengambil kesempatan untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara negara-negara pada bulan Maret, yang pada akhirnya tidak membuahkan hasil.

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Sumber: rt.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X