Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, sementara itu, menyerukan untuk menangguhkan semua perjalanan udara ke dan dari negara-negara dengan kasus varian baru yang dilaporkan sampai para pejabat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang strain tersebut.
Rusia juga telah bergabung dengan daftar negara yang berkembang pesat untuk membawa larangan perjalanan baru, bersama dengan Amerika Serikat, Filipina, Malaysia, Jepang, Singapura, Brasil, dan Bahrain.
Baca Juga: Putusan MK tentang UU Cipta Kerja, ASPEK: Batalkan Semua Peraturan Turunan UU Cipta Kerja!
Meskipun Omicron telah membuat gelombang besar di seluruh dunia, berdampak pada pasar saham global dan perjalanan internasional, masih banyak yang harus dipelajari tentang varian baru dan bahaya yang ditimbulkannya.
Hingga Kamis, kurang dari 100 sekuens genom lengkap tersedia untuk ditinjau, dan kepala teknis WHO untuk Covid-19, Dr. Maria Van Kerkhove, mengatakan perlu beberapa minggu sebelum banyak wawasan diperoleh tentang strain dan mutasinya.
Namun, agenda utama adalah menentukan apakah Omicron resisten terhadap vaksin yang tersedia saat ini, yang telah diandalkan banyak negara untuk mengekang wabah mereka dan pada akhirnya mengakhiri pandemi.***
Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.
Artikel Terkait
WHO mengklasifikasikan varian Covid-19 India sebagai kekhawatiran 'global', di tengah kekhawatiran resistensi vaksin
Kepala Ilmuwan WHO: Belum Ada Data Dampak Varian India pada Diagnostik, Terapeutik atau Keefektifan Vaksin
Sekjen PBB Mendesak WHO Setujui Sputnik V dan Menyebutnya 'Salah Satu Elemen Kunci' dalam Menyelesaikan Masalah Vaksinasi Global
WHO Serukan Setidaknya 10% Populasi di Suatu Negara Sudah Divaksin
WHO Menyatakan Berakhirnya Wabah Ebola Kedua di Guinea
WHO: Varian Covid Baru, Dikenal sebagai 'Mu', Diawasi Ketat karena Kekhawatiran Atas Resistensi Vaksin
Kepala WHO Tiba di Kabul, untuk Membahas Kesehatan Rakyat Afghanistan dengan Taliban
Vaksin Sputnik V Rusia Bakal Disetujui WHO setelah Berbulan-bulan Digantung! Hadeuh Kasihan
WHO Menyetujui Vaksin Malaria Pertama setelah 30 Tahun dalam Proses Pengembangan, Alhamdulillah
WHO Memperingatkan Munculnya Rasa Aman Palsu pada Orang-orang yang Sudah Divaksinasi