(KLIKANGGARAN) — Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, kemampuan memahami serta mengolah data kini menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia profesional.
World Economic Forum Future of Jobs 2025 menempatkan analis data dan ilmuwan data sebagai dua profesi dengan pertumbuhan tercepat secara global, menegaskan bahwa permintaan akan tenaga kerja melek data terus meningkat.
Namun, menurut survei LinkedIn Learning 2024, sekitar 60% profesional di Indonesia masih mengakui adanya kesenjangan keterampilan (skill gap) dalam analisis data—terutama dalam penggunaan Excel, SQL, dan Python. Kesenjangan ini dapat ditekan apabila kemampuan berpikir berbasis data diperkenalkan lebih awal, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.
Literasi Data, Kompetensi Dasar Abad ke-21
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan bahwa literasi data merupakan salah satu pilar utama dalam konsep Merdeka Belajar. Literasi data bukan hanya sekadar kemampuan membaca angka, tetapi juga memahami konteks dan makna di balik data untuk mendukung pengambilan keputusan yang berbasis bukti.
Riset dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa individu yang memiliki kemampuan analisis data berpeluang 2,5 kali lebih besar menempati posisi strategis di perusahaan berbasis digital. Karena itu, memperkenalkan dasar-dasar analisis seperti data cleaning, visualization, dan insight generation sejak dini dapat menjadi fondasi penting bagi karier masa depan.
DQLab Dorong Peningkatan Literasi Data Nasional
Sebagai salah satu platform pembelajaran data di Indonesia, DQLab berkomitmen meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan data yang aplikatif. Melalui Program Beasiswa Belajar Data Analytics, DQLab membuka peluang bagi pelajar, mahasiswa, dan profesional muda untuk belajar langsung dari praktisi industri serta mengerjakan proyek data nyata yang relevan dengan dunia kerja.
Ajak Generasi Muda Kuasai Data
Belajar data sejak dini bukan hanya soal menguasai perangkat lunak atau rumus, tetapi juga menumbuhkan pola pikir analitis, kritis, dan adaptif terhadap perubahan teknologi. Dunia kerja masa depan akan bergantung pada kemampuan membaca, memahami, dan menginterpretasi data, sehingga mereka yang mulai belajar lebih awal akan memiliki keunggulan kompetitif yang kuat.
Artikel Terkait
LPS Gandeng Universitas Pamulang Tingkatkan Literasi Finansial Gen Z Lewat Kuliah Umum dan Bantuan Pendidikan
Kontroversi Mutasi Kepsek SMPN 1 Prabumulih, Kemendagri Sentil Wali Kota Arlan: Pindahkan Kepala Sekolah Harus Sesuai Aturan
Siswa Tunanetra di SLB-A Jakarta Antusias Belajar dengan Smart Board, Kirim Harapan ke Presiden Prabowo
Guru SLB-A Jakarta Nilai Smart Board dari Pemerintah Tingkatkan Akses Pendidikan Tunanetra, Apresiasi Presiden Prabowo