(KLIKANGGARAN) -- Meski industri radio di Indonesia dan Malaysia terus bertransformasi ke ranah digital, aplikasi radio berita ternyata masih sepi peminat.
RRI Digital, Ngetem (Elshinta), Suara Surabaya Mobile, hingga aplikasi radio Malaysia seperti RTMKlik dan SYOK, semuanya menghadapi tantangan serupa: jumlah unduhan rendah dan minimnya keterlibatan pengguna.
Sebuah riset terbaru dari dosen Komunikasi dan Sistem Informasi Bina Nusantara University dan Universiti Kebangsaan Malaysia mengungkap penyebabnya.
Studi ini melibatkan 163 responden, yang mayoritas berasal dari Indonesia, dan meneliti bagaimana kesiapan teknologi serta hambatan psikologis memengaruhi minat orang menggunakan aplikasi radio berita.
Dan hasilnya cukup mengejutkan.
1. Banyak yang “Siap Teknologi”, Tapi Tetap Tidak Mau Mengunduh
Mayoritas responden memiliki tingkat technology readiness tinggi. Skor optimisme dan innovativeness, dua faktor penentu kesiapan teknologi, mencapai angka di atas 4 dari skala 5. Artinya, pengguna sebenarnya cukup percaya diri dan terbiasa dengan teknologi baru.
Namun di sisi lain, ada satu temuan yang mencolok:
Rata-rata skor “malas mengunduh aplikasi” justru tinggi (3,78).
Ini menjadi temuan penting, karena pengunduhan aplikasi adalah titik awal adopsi. Pengguna merasa tidak perlu aplikasi terpisah karena masih bisa mendengarkan radio dari perangkat konvensional atau platform lain.
2. Faktor yang Paling Menentukan: “Keinovatifan” Pengguna
Penelitian menemukan bahwa innovativeness adalah faktor paling kuat yang memengaruhi semua bentuk motivasi penggunaan: hiburan, informasi, sosial, kebiasaan, hingga mobilitas.
Artikel Terkait
Inilah Sosok Penyiar Radio Viral Karena Siarkan Azan Magrib 4 Menit lebih awal Bikin Satu Kota Buka Puasa
Inilah Momen J-Hope BTS Disebut Asia Gila oleh Penyiar Radio Bernama Pablo Motos, Dilaporkan ARMY
Radio, Salah Satu Sumber Informasi Akurat dan Tepercaya
Viral Resto Mendadak Sunyi Demi Hindari Royalti Musik, Pengunjung: “Suasana Mirip Radio AM Zaman Dulu, Aneh Tapi Bikin Nostalgia”