Psikologi Siswa Belum Stabil Usai Ledakan SMAN 72: PJJ Diperpanjang, Orang Tua Diminta Setujui Hybrid dan Pelaku Tunggu Pemeriksaan

photo author
- Minggu, 16 November 2025 | 11:05 WIB
SMAN 72 Jakarta masih belum memulai KBM secara luring pascaledakan.  ((Instagram/sma72jakarta))
SMAN 72 Jakarta masih belum memulai KBM secara luring pascaledakan. ((Instagram/sma72jakarta))

 

(KLIKANGGARAN) – Aktivitas belajar mengajar di SMAN 72 Jakarta dipastikan tetap berlangsung secara daring. Keputusan itu merupakan tindak lanjut pascainsiden ledakan pada 7 November 2025 yang memicu kekhawatiran orang tua serta berdampak pada kondisi psikologis para peserta didik.

Kepala SMAN 72, Tetty Helena Tampubolon, menegaskan bahwa sekolah belum bisa kembali sepenuhnya ke pembelajaran tatap muka.


Ia menyampaikan, “Hari Senin itu yang pasti masih PJJ,” saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara pada Sabtu, 15 November 2025.

Menunggu Izin Orang Tua untuk Pembelajaran Hybrid

Baca Juga: Andi Rahim Hadiri Malam Perayaan HUT ke-49 KKSS, Harap Jadi Wadah Pemersatu Antarmasyarakat Sulsel

Tetty menjelaskan bahwa opsi pembelajaran campuran (hybrid) baru dapat diterapkan jika orang tua mengizinkan. Koordinasi terus dilakukan agar keputusan yang diambil benar-benar aman bagi murid.

Ia menerangkan, “Masih kita pantau juga dan kita pastikan dengan orang tuanya apakah sudah boleh ambil PJJ atau boleh hybrid. Jadi harus kami pastikan orang tuanya menyetujui.”

Menurutnya, belum semua peserta didik siap kembali ke sekolah.
“Apapun yang terjadi, kita belum bisa memastikan mereka harus seluruhnya belajarnya luring (langsung),” tambahnya.

Tetty juga tidak menampik bahwa sebagian wali murid masih diliputi kecemasan pascaledakan.

Baca Juga: Mantan Wakapolri Soroti Perkap Era Tito: Desak Komisi Reformasi Polri Benahi Kepastian Hukum dan Tata Aturan Penyidikan
“Orang tua murid yang terutama memberikan restu karena mereka juga kan masih takut-takut, jangan-jangan ada kejadian lagi,” ujarnya.

Sebagian Siswa Masih Trauma dan Jalani Pendampingan Psikolog

Terkait kondisi mental para pelajar, Tetty mengatakan masih ada yang mengalami trauma. Proses asesmen psikologi terus dilakukan oleh berbagai lembaga.

Ia menjelaskan, “Dalam proses (asesmen) masih dilakukan baik dari psikolog Angkatan Laut maupun dari Dinas PPAP, Kemensos, Dinas Kesehatan, HIMSI, dan Dikdasmen memberikan perhatian kepada anak-anak.”

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X