Kini, kinerja stafsus milenial menjadi sorotan publik. Salah seorang stafsus, yakni Andi Taufan Garuda Putra mengedarkan surat permohonan kepada camat di seluruh Indonesia yang diduga bersinggungan dengan kepentingannya sebagai seorang pengusaha.
Dalam surat yang menggunakan kop Sekretariat Kabinet, Andi Taufan membahas soal kebutuhan Alat Perlindungan Diri (APD). Ia meminta para camat untuk mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek dalam menanggulangi Covid-19.
Diketahui, Andi Taufan merupakan pimpinan dari perusahaan tersebut. Meski sudah meminta maaf, namun publik tetap menyayangkan tindakan tersebut.
Lainnya, Adamas Belva Delvara yang merupakan CEO dari aplikasi belajar online Ruang Guru. Ruang Guru menjadi salah satu mitra pemerintah dalam program Kartu Prakerja.
Publik pun menganggap ini sebagai hal yang sarat dengan konflik kepentingan, meski pihak Istana telah membantah adanya konflik kepentiingan dalam kerja sama itu.
Peneliti Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM, Mada Sukmajati, berpandangan dua hal yang kini menjadi sorotan memunculkan pertanyaan seputar fungsi dan tugas para staf khusus milenial presiden.
Menurut dia, publik memahami bahwa tugas para stafsus muda ini memberikan masukan dan rekomendasi kepada presiden.
"Kalau memang seperti itu, maka kaitannya dengan surat yang beredar kemarin dan tender Ruang Guru, itu berarti di luar tupoksi mereka. Kalau di luar tupoksi ya tidak pantas," kata Mada, Kamis (16-4).
"Ini kan menjadi pertanyaan, job desc-nya itu apa? Sehingga mereka itu fokus saja dan dari situ masyarakat bisa melakukan kontrol dan memastikan bahwa mereka melakukan tupoksinya," lanjut dia.
Sumber: Kompas.com