Stafsus Milenial Jokowi, Dulu Diharapkan Kini Jadi Sorotan

photo author
- Senin, 20 April 2020 | 23:54 WIB
5dd68a5aa982f
5dd68a5aa982f

Stafsus muda ini tentu dipilih bukan tanpa alasan. Mereka diharapkan bisa membantu memberikan pandangan kepada Presiden terkait dengan keputusan-keputusan yang nantinya akan diambil. Secara sederhana, saat itu disebutkan bahwa stafsus milenial ini akan menjadi teman diskusi Presiden.


Tugas para stafsus diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2012 tentang utusan Khusus Presiden, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil Presiden.


Disebutkan pada Pasal 18 Ayat (1), Staf Khusus Presiden melaksanakan tugas tertentu yang diberikan Presiden di luar tugas yang sudah dicakup dalam susunan organisasi kementerian dan instansi pemerintah lainnya.


Harapan


Pemerhati Politik dari Universitas Gadjah Mada, Kuskridho Ambardi, menyebutkan keberadaan para stafsus ini diharap bisa menjadi pihak yang bergerak dengan cepat tanpa birokrasi berbelit, dapat membantu Presiden mengidentifikasi masalah, dan menemukan solusi.


"Kalau cara normal kan dia dibantu oleh menteri dan staf-stafnya sampai level Dirjen, tapi itu kan birokrasinya panjang," kata Dodi, sapaan akrabnya, 11 November 2019.


Mereka yang berasal dari kalangan muda dan terpelajar diharapkan bisa memberikan pandangan-pandangan luas yang di luar kebiasaan kepada Presiden.


Sementara itu, analis politik dari Universitas Diponegoro, Wijayanto, menganggap perekrutan 7 stafsus milenial ini sebagai upaya kaderisasi kepemimpinan yang dilakukan Jokowi.


Menurut dia, hal ini baik dan tidak banyak yang melakukan, termasuk partai-partai politik.


"Ini menjadi menarik karena pada saat yang sama kita melihat partai politik tidak melakukan kaderisasi dengan baik. Itu terlihat dari minimnya anak muda di parlemen," kata Wijayanto, 22 November 2019. 


Efektivitas dipertanyakan


Selain diakui menjadi jalan kaderisasi, keberadaan para anak muda di Istana ini juga kemudian dipertanyakan keefektivitasannya.


Meski berstatus sebagai Staf Khusus Presiden, namun suara yang mereka berikan masih akan bersaing dengan suara-suara yang datang dari pihak lain, seperti menteri atau partai politik.


"Karena kita tahu kabinet sudah gemuk dan semua ingin punya peran di sana. Ketika kepentingan-kepentingan elit berseberangan dengan milenial ini tentu kita bisa menduga siapa yang akan menang," ujar Wijayanto.


Jadi sorotan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.J. Putra

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X