Baru saja dilantik sebagai kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Yudian Wahyudi telah melakukan gebrakan pertama. Dalam sebuah wawancara, pria jebolan Harvad Law University ini menyatakan agama merupakan musuh terbesar Pancasila.
Sontak banyak pihak kelojotan. Terutama kelompok-kelompok yang selama ini terindikasi getol menelikung Pancasila, baik terang-terangan maupun diam-diam. Mereka ngamuk membabi buta karena topengnya terbuka sedikit. Saking geramnya, Sekjen MUI Anwar Abbas bahkan meminta Jokowi mengganti Yudian.
Kepala BPIP: Kepada Orang Islam, Mulai Bergeser Dari Kitab Suci ke Konstitusi
"Kalau benar beliau punya pandangan seperti itu maka tindakan presiden yang paling tepat untuk beliau adalah yang bersangkutan dipecat tidak dengan hormat," kata Abbas.
Yudian bukanlah anak kemarin sore yang tidak mengerti pasang surut dinamika agama dan Pancasila dalam sejarah Indonesia. Saya meyakini dia sangat paham dua entitas ini punya relasi yang campur aduk layaknya lagu Def Leppard "When love and hate collide," bahkan hingga sekarang.
Sejak awal kemerdekaan, sejarah kita mencatat ada upaya serius dari kelompok Islam untuk bisa mengendalikam negara ini dengan cara menginjeksikan formalisme Islam ke dalam konstitusi, sebagaimana catatan R.E Elson (2007) "Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945".
Soal Agama Musuh Pancasila, Dosen UIN Banten: Kepala BPIP itu Mencerdaskan
Ditambah lagi, dengan pengalaman karir akademik dan profesionalitasnya, Yudian telah membuktikan kapasitasnya sebagai sosok kepala batu yang ekspresif "membela" Pancasila di beberapa kebijakannya selama di UIN Sunan Kalijaga.
Bukanlah keseleo lidah saat pria ini mengatakan agama adalah musuh terbesar Pancasila. Ia masih menjaga kesantunan dengan tidak mengatakan Islam-politik (Islamisme) adalah yang ia maksudkan.
Islamisme adalah hantu bagi Negara ini. ia adalah sisi gelap dari Islam yang saya pahami bercita-cita luhur mewujudkan keadilan tanpa diskriminasi atas nama apapun. Cita-cita luhur inilah yang diserap Pancasila beserta saripati agama lain.
Terjadi Pemborosan Ratusan Juta Rupiah dalam Pengadaan SMS Gateway/SMS Bulk BPJS Kesehatan
Sebaliknya, hantu Islamisme berfikir secara sempit; ingin menjadikan negara majemuk ini tunduk pada kemauan satu agama saja. Dulu penundukan ini dijalankan dengan kekuatan senjata. Namun pengasong Islamisme sadar Indonesia terlalu kuat jika ditundukkan dengan cara tersebut.
Maka sejak Demokrasi Terpimpin ditumbangkan rezim Orde Baru mereka mengubah strategi menjadi lebih "sopan", tricky dan mematikan. Saya menyebutnya sebagai kudeta merangkak; mendorong umat Islam melaksanakan tuntunan syariat secara kaffah. "...dan negara Islam akan hadir dengan sendirinya," kata Sjafruddin Prawiranegara kepada alm. MC Ricklefs dalam sebuah wawancara.
Pemberian Kredit kepada PT BMS Macet, Pejabat Bank BNI Tidak Menerapkan Prinsip Kehati-hatian!