Klikanggaran.com (07-08-2019) - Sepele sekali kelihatannya. Hanya gara-gara satu pohon sengon, listrik seluruh Jakarta padam. Juga Jabar dan sebagian Jateng, Minggu-Senin lalu.
Pohon sengonnya ada di Desa Malon. Nun jauh di Gunung Pati, 28 km selatan Semarang. Mati listriknya sampai Jakarta.
Maka pohon sengon itu perlu diabadikan fotonya, untuk dipasang di seluruh kantor PLN. Sebagai monument yang harus diajarkan turun-temurun. Dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Betapa mahalnya pohon sengon itu. Sampai membuat berjuta-juta orang menderita, pun kereta bawah tanah yang masih baru ikut lumpuh. Penumpangnya harus dievakuasi, Presiden Jokowi sampai marah karenanya.
Bahkan PLN sendiri sampai harus mengeluarkan ganti rugi kepada konsumen. Nilainya sampai Rp 1 triliun.
Satu pohon sengon di sebuah desa mampu menggegerkan mayapada.
Pohon sengon itu tidak salah. Tumbuhnya di dalam pagar penduduk. Tapi, menjulang sangat tinggi.
Tinggi tiang SUTET itu 40 meter. Tapi, bentangannya menggelayut. Tinggi 18 meter. Tinggi sengon itu sekitar 15 meter. Sudah mencapai medan magnet SUTET.
Tapi, sengon itu juga berhak bertanya:
- Mengapa dibiarkan tumbuh tinggi di situ?
- Mengapa tidak ada yang tahu?
- Apakah tidak ada lagi anggaran untuk patroli pohon?
- Mengapa ada kebijakan anggaran ini --bahwa biaya operasi dan pemeliharaan harus di bawah anggaran SDM?
- Mengapa SUTET itu begitu rapuh? Hanya kesenggol satu pohon sudah pingsan?