Ketika Para Arkeolog Mencari Nabi Musa

photo author
- Senin, 5 Agustus 2019 | 11:00 WIB
Arkeolog Mencari
Arkeolog Mencari

Kisah Nabi Musa itu sangat sentral tak hanya bagi pemeluk Yudaisme. Tapi juga diyakini sebagai bagian dari iman kaum kristen dan Muslim. Pro dan kontra berlanjut hingga hari ini.


Sayapun teringat perjalanan saya ke Mesir, tahun 2002. Ketika melakukan perjalanan itu, saya baru saja selesai sekolah lulus Ph.D di Amerika Serikat. Dengan kuliah S2 di Pittsburgh dan S3 di Columbus, Ohio, total tujuh tahun saya hidup di negeri Paman Sam.


Selama masa itu, sudah lama saya juga membaca aneka kisah Biblical Archeology. Banyak buku di perpustakaan universitas di Amerika Serikat menulis kisah itu. Tentu saja buku serupa tak pernah saya temukan ketika di Indonesia.


Apa itu Biblical Archeology? Ini jenis ilmu arkeologi yang khusus meneliti sisi sejarah dari aneka kisah di injil. Tulisan provokatif yang diturunkan Washington Post itu sudah pernah saya baca.


Sunggu tergetar hati saya ketika tiba di Kairo. Dari Kairo saya menuju piramid (The Great Pyramid of Giza), berjarak sekitar 23-24 Km. Jarak tempuh dengan kendaraan mobil sekitar setengah jam.


Saya tergetar karena imajinasi saya sendiri. Saya seolah napak tilas kepada salah satu peradaban paling tua dalam sejarah.


Piramid itu bukan saja bagian paling kuno dari tujuh keajaiban dunia. Bukan saja ia pernah menjadi bangunan paling tinggi yang dibuat manusia sebelum berdirinya gereja Lincoln di Inggris tahun 1311.


Tapi, piramida itu ikut memulai kisah soal alam gaib dan kematian. Bangunan itu berdiri tahun 2580-2560 sebelum masehi.


Para raja, kaum cerdik dan leluhur di sana sudah mewacanakan makna hidup 2000 tahun sebelum para filsuf generasi Socrates, Plato dan Aristoteles di Yunani lahir. Mereka sudah menyentuh fenomena yang gaib, 2500 tahun sebelum lahirnya Nabi Isa dan 3000 tahun sebelum lahirmya Nabi Muhammad.


Dari kejauhan ketika bangunan itu nampak mata, getaran di hati saya semakin berdegub. Inilah kuburan paling tinggi yang pernah dibuat sejarah. Inilah ritual kematian yang paling fenomenal yang pernah ditemukan. Bangunan sebesar ini didirikan dengan motif mengabadikan jasad firaun.


Tinggi piramid Giza 146.7 meter. Lebar sekitar 230.34 meter. Ia dibangun dari 2.3 juta batu. Jika ditimbang, berat total batu untuk piramid itu sekitar 5,9 juta ton. Diperkirakan piramid Giza dibangun sekitar 20 tahun. Satu hari dikerahkan begitu banyak pekerja memindahkan dan menumpuk batu sekitar rata rata 800 ton.


Ketika menatap Piramida, saya merenung. Cucu dari Firaun yang dimakam di piramida itu, kemudian hari dikisahkan bersentuhan dengan Nabi Musa.


-000-


Tak hanya menatap langsung piramid itu yang berkesan dalam. Namun percakan pulang dan pergi dari Kairo menuju piramid itu juga sangat mengesankan. Beruntung saya ditemani pemandu yang sangat fasih bicara soal Firaun dan sejarahnya.


Kami bercakap soal historicity kisah Firaun dan Nabi Musa. Kami mendiskusikan pula efek temuan arkeologi dengan iman agama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X